Usai kejadian mengerikan di kampungnya Kos mencoba peruntungan lewat ajang Merantau mencari bakat. Yah, mungkin dengan jalan merantau ia bisa memperbaiki hidupnya. Sebab di tanah perantauan ia bisa mencari bakat yang selama ini tak pernah ia cari. Terlebih dari itu alasan utamanya merantau bukan karena semata-mata pekerjaan melainkan ia ingin menghindar dari mimpi buruk ketika hidupnya selalu di kelilingi rasa takut akibat teror hantu nenek payung beberapa minggu yang lalu.
Dengan berat hati Mak Imah melepas anak bujangnya. Sebenarnya Mak Imah tak ingin berpisah jauh dari anak-anaknya di kampung, tapi ini juga untuk kebaikan Kos, untuk kehidupannya masa mendatang.
“Kau baik-baik di kota ya,Nak. Kalau rindu emak segera buka profil Fesbuk emak.” Ucap Nek Imah. Meskipun tinggal di kampung Nek Imah tidak mau ketinggalan dari orang-orang kota termasuk dalam hal Teknologi, Informasi dan Komunikasi. Nek Imah punya akun facebook yang di beri nama ImahCihBawelCelaluTercakiti akibat tertusuk duri saat meladang.
Luar biasanya lagi Nek Imah sering upload foto-fotonya berkebaya sambil nyirih di teras rumah dengan style duduk sedikit erotis. Kadang juga ia upload foto saat beraktivitas di ladang atau sedang nyangkul bersama suami.
“Iya mak.” Jawab Kos dengan raut wajah begitu sedih akibat ia kalah canggih sama emaknya. Kos sendiri sebenarnya punya akun facebook tapi lupa pasword. Kejadian lupa pasword facebook itu cukup rumit. Awalnya ketika kos pulang dari sehabis mancing di sungai, Kos pulang lewat perkebunan kelapa, kebetulan ia lewat di bawah pohon kelapa yang sedang dinaiki wak Udin. Saat kos lewat Wak Udin tanpa melihat kebawah lagi dan lansung menjatuhkan kelapa tua. Kos mengetahui bahwa ada buah kelapa yang akan meninpa kepalanya, dengan sigap kos menghidar, ia berlari tanpa arah hingga akhirnya kepalanya membentur pohon pepaya sebesar betis. Kos pingsan, setelah itu ia lupa segala-galanya termasuk pasword Facebook miliknya.
Saat roda-roda bus itu perlahan meninggalkan kampung. Kos berdiri di pintu bus dekat kondektur berdiri. Ia memunculkan kepalanya melihat ke arah emak yang perlahan-lahan mulai menjauh dari pandangannya, Kos melambai-lambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.
Di dalam bus kos memejamkan matanya kemudian air matanya mengalir. Semua penumpang bus terharu melihat Kos yang harus meninggalkan orang tua yang sudah tua demi kehidupan lebih baik di kota.
“Mas yang sabar, nanti kalau sudah dapet kerja di kota jangan lupa kirim uang untuk emak ya, biar emaknya bahagia.” Ucap kondektur bus mencoba menegarkan Kos. Kos tambah sedih jika nanti ia benar-benar bisa ngirimi emaknya uang, tidak terbayang dalam ingatanya ,melihat emak lebih sering nongkrong di warnet saat jam makan siang.
Tapi kos berjanji ia akan tetap giat bekerja di kota dan mengirimi emak dan abahnya uang. Dia punya rencana lain, nanti setiap ia mengirimkan uang akan disisipi surat cinta untuk emak, inti isi suratnya mengingatkan emak agar jangan terlalu sering nongkrong di warnet kasihan si Baron adiknya, akan kalah pamor di kampung.
Selama di perjalanan, otak dan pikiran Kos masih adu pukul. Berkecamuk keras merentas hingga pak polisi tak mampu melerai sampai harus bersengketa di Mahkamah Konstitusi Internasional. Intelejen dunia pun ikut campur, halah. Tujuan kos merantau hanya ingin merubah hidup dan membahagiakan orang tua. Ia sadar walau ia merantau sambil mencari bakat.(*)
Cerita Ngocol by @FahryAlamsyah1