Mohon tunggu...
Arya Dinatha
Arya Dinatha Mohon Tunggu... -

Pemimpi, Penulis yang tidak produktif, Pengembara hati..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nesya: Hujan di Pelupuk Matamu

10 Juni 2011   16:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menangislah untuk malam ini.. hingga air mata menjadi hujan untuk jalan setapak, untuk taman yang kita ciptakan, untuk akhir cerita yang tak pernah berujung.. katamu: aku tidak ingin semua ini terjadi.. kataku: aku tidak akan pernah berharap mentari terbit hari esok. aku selalu ingin menjadi malam dimana aku memelukmu dalam degup jantung dan tatapan kosong matamu.. aku selalu ingin menjadi pagi dimana aku mengantar kau kekasihku pulang lewati jalan kecil menuju rumahmu.. semestinya aku, jangan lagi menjemputmu kembali waktu itu.. karena aku tak mau lagi mengurai cerita pedih luka diantara hatimu. aku mencintaimu sebagaimana kamu mencintai hujan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun