Mohon tunggu...
Jehezkiel
Jehezkiel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43223110001 | Program Studi: Strata Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus G Peter Hoefnagels pada Skema Kebijakan Kriminal di Ruang Publik di Indonesia

7 Desember 2024   21:18 Diperbarui: 7 Desember 2024   21:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa poin poin dari perspektif Hoefnagels adalah:

1. Pendekatan Penal: Fokus pada tindakan represif terhadap pelaku kejahatan setelah tindak pidana terjadi. Ini termasuk penjatuhan hukuman yang bertujuan memberikan efek jera dan menunjukkan keadilan di mata publik.

2. Pendekatan Non-Penal: Bertujuan untuk mencegah kejahatan sebelum terjadi dengan mengatasi faktor penyebabnya. Ini mencakup pendidikan, kampanye kesadaran, dan reformasi sosial yang dirancang untuk meminimalkan peluang terjadinya kejahatan.

3. Pendekatan Multidisiplin: Hoefnagels menekankan pentingnya melibatkan aspek-aspek sosial, psikologis, dan budaya dalam mengatasi masalah kejahatan. Pendekatan ini membantu menciptakan kebijakan yang lebih holistik dan efektif.

Ppt pribadi
Ppt pribadi

Bagaimana Penerapan Perspektif Hoefnagels di Ruang Publik di Indonesia?

Penerapan perspektif Hoefnagels di ruang publik di Indonesia dapat dilihat melalui beberapa kasus nyata yang menunjukkan keberhasilan dan kegagalan kebijakan kriminal. Berikut adalah analisis mendalam mengenai bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan:

Pendekatan Penal dan Non-Penal dalam Kasus Korupsi

Kasus OTT oleh KPK: Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK merupakan contoh penerapan pendekatan penal yang efektif. Penangkapan dan penuntutan pelaku korupsi menunjukkan komitmen penegak hukum dalam menindak kejahatan. Namun, untuk lebih efektif, perlu ada pendekatan non-penal seperti pendidikan anti-korupsi dan kampanye kesadaran publik. Pendekatan penal berhasil dalam memberikan efek jera, tetapi tanpa upaya pencegahan yang kuat, korupsi dapat terus berulang. Oleh karena itu, kombinasi pendekatan penal dan non-penal sangat penting.

Pendekatan Multidisiplin dalam Penanganan Kejahatan Narkoba

Kasus Overcrowding di Penjara: Penahanan massal terhadap pelaku kejahatan narkoba menunjukkan kegagalan pendekatan penal yang tidak diimbangi dengan upaya rehabilitasi. Kondisi penjara yang penuh sesak menciptakan masalah baru seperti kekerasan dan penyebaran penyakit. Pendekatan multidisiplin yang melibatkan aspek kesehatan, psikologi, dan sosial diperlukan untuk menangani masalah narkoba secara efektif. Program rehabilitasi dan pencegahan harus diperkuat untuk mengurangi jumlah tahanan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun