Mohon tunggu...
Jehezkiel
Jehezkiel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43223110001 | Program Studi: Strata Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Mitos dan Logos Kejahatan pada Metafora Cincin Gyges

10 November 2024   08:43 Diperbarui: 10 November 2024   08:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bagaimana Metafora Cincin Gyges Berhubungan dengan Kejahatan Modern?

 Metafora Cincin Gyges tetap relevan dalam konteks masyarakat modern. Dalam era informasi dan teknologi yang canggih, kita menghadapi tantangan baru dalam memahami dan mengatasi kejahatan.

 - Kejahatan Siber: Perkembangan teknologi telah membuka peluang baru bagi kejahatan. Pencurian identitas, penipuan online, dan serangan siber menjadi semakin umum. Dalam kasus ini, pelaku kejahatan seringkali dapat bersembunyi di balik anonimitas internet, seperti halnya Gyges yang tidak terlihat.

- Korupsi: Korupsi dalam berbagai bentuk, seperti suap, penyuapan, dan penggelapan, merupakan masalah serius yang merugikan masyarakat. Pelaku korupsi seringkali memanfaatkan kekuasaan dan pengaruh mereka untuk keuntungan pribadi, tanpa peduli dengan konsekuensi bagi orang lain.

- Ketidakadilan Sosial: Ketidakadilan sosial, seperti diskriminasi, kemiskinan, dan ketidaksetaraan, dapat mendorong orang untuk melakukan kejahatan. Dalam situasi ini, orang-orang yang terpinggirkan mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain melanggar hukum untuk bertahan hidup atau mendapatkan keadilan.

 

Diskursus Mitos dan Logos Kejahatan

 Metafora Cincin Gyges telah memicu diskursus yang panjang dan kompleks tentang kejahatan. Para pemikir dari berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat, psikologi, dan sosiologi, telah memberikan interpretasi mereka sendiri tentang kisah ini.

 - Pandangan Filosofis: Plato sendiri berpendapat bahwa manusia pada dasarnya baik dan akan memilih untuk melakukan hal yang benar, bahkan tanpa ancaman hukuman. Namun, dia juga mengakui bahwa manusia dapat tergoda oleh keinginan dan keserakahan. Filsuf lain, seperti Thomas Hobbes, berpendapat bahwa manusia pada dasarnya egois dan hanya akan mengikuti hukum karena takut akan hukuman.

- Pandangan Psikologis: Psikologi modern memberikan pemahaman yang lebih kompleks tentang kejahatan. Teori-teori seperti teori belajar sosial dan teori kepribadian menyoroti peran lingkungan dan pengalaman dalam membentuk perilaku manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun