Dzikir ini merupakan dzikir yang berisikan untaian kata seorang hamba yang memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wata'ala serta berkeinginan untuk memperbaiki diri dan perilakunya. Selain itu dzikir ini juga memuat untaian permohonan seorang hamba agar dikumpulkan bersama dengan golongan orang-orang pilihan Allah.
Kegiatan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek diikuti oleh ribuan jama'ah dari berbagai daerah baik di Jawa Timur, maupun dari luar Jawa Timur.
Moloekatan adalah istilah yang sering digunakan oleh Gus Miek ketika mengobrol bersama Gus Robert dan Mbah Dahnan Trenggalek.
Moloekatan dalam bahasa kuno yang artinya ibadah tirakat sederhana, namun cepat terbentuknya. Suluk pengikat dan pengangkat masalah problematis dunia dan akhirat.
Sedangkan Dzikrul Ghofilin adalah upaya mencari pegangan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Moloekatan sendiri merupakan terminologi kuno yang kerap dipakai Gus Miek untuk menyebut ibadah tirakat, ibadah yang murni atau suluk, yakni ibadah khusus yang mengikat dan mengangkat masalah dunia dan akhirat.
Cucu almaghfurlah  KH. Hamim Djazuli (Gus Miek), Gus Thuba Topo Broto Maneges melanjutkan perjuangan ayahnya tersebut dalam dakwah Islam dengan memakai istilah Moloekatan Dzikrul Ghofilin Gus Miek.
Kegiatan diawali dengan khatmil Qur'an setelah jamaah shalat shubuh hingga Ashar. Kemudian acara inti dzikrul ghofilin dilaksanakan setelah jamaah shalat Isya.
Pembacaan dzikrul ghofilin tersebut dipimpin oleh Kiai Mukhoiri selaku dzuriah keturunan syekh yahudo yang sebelumnya diawali tawasul oleh Syaiful Rahman. Kemudian diakhiri dengan pembacaan syi'ir oleh Gatot Imam.