Mohon tunggu...
Jefry samuel
Jefry samuel Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya merupakan mahasiswa PPG Calon guru 2024

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keragaman Siswa dan Pemenuhan Target Kurikulum

30 Desember 2024   22:24 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pendahuluan

       Pendidikan merupakan dasar terbentuknya karakter manusia yang bermutu dan berkualitas. Dalam sistem pendidikan, pembelajaran berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik disetiap aspek kehidupan. Menurut (Ichsan, 2021) hal ini sejalan dengan peraturan (Undang – undang RI No 20, 2003) yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Sebagaimana kita ketahui, setiap siswa memiliki latar belakang yang beragam, seperti budaya, ekonomi, dan tingkat kemampuan, sehingga menimbulkan tantangan dalam mencapai standar kurikulum yang seragam. Menurut (Ramadhana, 2020) tantangan utamanya adalah kompetensi guru dalam menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) masih rendah. Kemudian, tingkah laku beberapa guru ketika menemukan ABK masih cenderung mengabaikan mereka. Selain itu, menurut (Sari & Hendriani, 2021), hambatan dalam menciptakan pendidikan inklusif meliputi kurangnya pelatihan bagi tenaga pendidik, anggapan yang masih kurang baik, keterbatasan pengetahuan guru, minimnya bahan belajar, dan kurangnya dana. Oleh karena itu, penting untuk mengadakan pelatihan guru, sosialisasi tentang pendidikan inklusif, pembelajaran diferensiasi, serta kurikulum yang fleksibel seperti Kurikulum Merdeka.

B. Pembahasan 

  • Keragamaan Siswa

      Menurut (Subroto dkk., 2023) pada era modern saat ini, perkembangan dunia pendidikan di Indonesia menghadirkan tantangan dan kesempatan baru dalam upaya meningkatkan kualitas dan akses pendidikan bagi seluruh siswa. Hal ini dilakukan pemerintah agar semua anak bangsa dapat menghadapi dunia masa depan. Menurut (Mansur, 2019) salah satu tantangan yang didapati ialah keberagaman siswa, dimana keberagaman mencakup latar belakang budaya, ekonomi, gaya belajar, dan kemampuan peserta didik. Selain itu, siswa dengan berkebutuhan khusus juga menghadapi tantangan dalam mencapai target kurikulum yang pada dasarnya tidak dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan mereka. Untuk memecahkan masalah yang ada, sangat dibutuhkan seorang guru yang mampu membuat tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan target kurikulum dan merancang proses pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

     Menurut (Mardika dkk., 2024) cara lain untuk mengatasi tantangan yang ada adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran ini, siswa dinyatakan memiliki bakat dan minat yang berbeda dan perlu didukung melalui pendekatan. Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan keragaman siswa, guru dapat melakukan diagnosis awal terhadap kemampuan siswa. Dengan demikian, siswa akan mencapai potensi terbaik dan menjunjung tinggi toleransi.

  • Pembelajaran Berdiferensiasi   

     Menurut (Ayu Sri Wahyuni, 2022) Pembelajaran Berdiferensiasi ialah pembelajaran yang bertujuan untuk menjawab proses pembelajaran di kelas yang diinginkan oleh peserta didik. Menurut (Susilo dkk., 2024) dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik akan merasa diharga dan diterima sehingga kebutuhan belajar peserta didik dapat dipenuhi dibandingkan pembelajaran tradisional. Pembelajaran tradisional lebih menekankan siswa mendapatkan pembelajaran yang sama tanpa mengikuti perkembangan siswa sedangkan pembelajaran berdiferensiasi sangat memperhatikan perbedaan pengetahuan siswa sehingga guru dapat menerapkan 4 strategi pembelajaran siswa yaitu strategi konten, produk, proses, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan mengenai keberagaman peserta didik perlu dilakukannya pembelajaran berdiferensiasi untuk memfasilitasi perbedaan keahlian siswa beragam dan pembelajaran ini mampu mendukung keahlian yang dimiliki oleh siswa (Oktaviani dkk., 2024).

  • Kurikulum Merdeka

     Menurut (Wahyudi, 2024) Kurikulum Merdeka adalah rancangan pendidikan yang dirancang untuk mendukung penerapan paradigma pembelajaran, di mana fokus utama ada pada penguasaan materi dasar. Dalam pendekatannya, siswa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan bakat dan minat mereka. Kurikulum ini terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta membantu mereka mengembangkan pengetahuan yang lebih luas mengenai pembahasan yang dilakukan (Darmawati dkk., 2024).

     Kurikulum merdeka sudah hampir diterapkan diseluruh sekolah yang ada di Indonesia, kurikulum ini mempercayai guru memebuat proses pembelajaran yang mampu menjawab kebutuhan belajar siswa seperti pembelajaran berdiferensiasi. Namun, dalam pelaksanaannya sebagian besar guru merasa terbebani dengan tuntutan administrasi tambahan yang digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman siswa (Rosyada dkk., 2024).

  • Pemenuhan Target Kurikulum

     Pemenuhan target kurikulum ialah tujuan terpenting dalam proses pembelajaran. Kurikulum berfungsi sebagai rencana yang terdiri dari tujuan, konten, strategi pengajaran, dan penilaian yang perlu diraih oleh siswa. Kurikulum yang ideal ialah kurikulum yang sesuai dengan keaadan lingkungan, fleksibel, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian siswa (Rani dkk., 2023).

     Menurut (Anggraini dkk., 2022) Kurikulum memiliki peran krusial dalam pendidikan karena terkait dengan penetapan arah, konten, dan proses pembelajaran yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat, dunia pendidikan perlu melakukan inovasi dalam sistem pendidikannya. Oleh sebab itu, Indonesia sudah mengalami berbagai perubahan kurikulum. Upaya ini mempunyai tujuan untuk dapat menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kemampuan lulusan serta merubah standar pendidikan sekolah. Perubahan kurikulum berguna untuk memperbaiki kualitas perencanaan dan proses pembelajaran di sekolah guna mengatasi berbagai tantangan, dengan tujuan menciptakan pendidikan yang bermutu serta menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, berpikir kritis, dan memiliki karakter tanggung jawab.

     Pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya lebih berfokus kepada tercapainya target kurikulum dibandingkan model, metode, dan pendekatan yang diambil siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, terdapat perbedaan mencolok antara kurikulum saat ini dan yang sebelumnya. Kurikulum saat ini lebih mengutamakan pengembangan kompetensi, yang meliputi keterampilan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan sikap dalam situasi nyata. Selain itu, kurikulum sekarang lebih responsif terhadap keragaman siswa dengan memberikan fleksibilitas kepada pendidik untuk merancang pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan belajar peserta didik sesuai dengan karakteristiknya (Warnius Waruwu & Thomas Bilo, 2024)

C. Kesimpulan

    Pada era modern saat ini, pemerintah melakukan upaya agar pendidikan bisa diakses oleh seluruh masyarakat. Dengan demikian, terdapatnya keragaman antar peserta didik seperti latar belakang yang mencakup budaya, kemampuan berpikir, gaya belajar dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu adanya kurikulum yang dapat menjawab masalah yang ada pada saat ini dengan mempercayai seorang guru untuk merancang pembelajaran seperti pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa agar target kurikulum tercapai.

Sumber:

Anggraini, D. L., Yulianti, M., Siti Nur faizah, & Anjani Putri Belawati Pandiangan. (2022). Peran Guru Dalam Mengembangan Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial, 1(3), 290–298. https://doi.org/10.58540/jipsi.v1i3.53 

Ayu Sri Wahyuni. (2022). Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Mipa, 12(2), 118–126. https://doi.org/10.37630/jpm.v12i2.562 

Darmawati, A. A., Kusumawati, D., & Aslamiyah, L. S. (2024). Pendekatan Pembelajaran Individu untuk Anak Berkebutuhan Khusus dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Jorunal Of Learning and Educational Technology, 1(1), 8–15. 

Ichsan, F. N. (2021). Implementasi Perencanaan Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Bangsa Melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Al-Riwayah : Jurnal Kependidikan, 13(2), 281–300. https://doi.org/10.47945/al-riwayah.v13i2.399 

Mansur, H. (2019). Pendidikan Inklusif: Mewujudkan Pendidikan Untuk Semua. In EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru. https://doi.org/10.17509/eh.v2i1.2755 

Mardika, M., Sutriyanti, N. K., Jaya Prathama, I. G. N., Wijnyanawati, P. S., & Perni, N. N. (2024). Pembelajaran Diferensiasi Pada Era Pendidikan Modern (Tinjauan Ilmiah Terhadap Kisah Bhagawan Domya). Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 35–44. https://doi.org/10.25078/aw.v9i1.3528 

Oktaviani, R. A., Agustini, F., & Wati, C. E. (2024). Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan memerhatikan gaya belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika kelas 1b sd negeri kalicari 01 kota semarang. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(2), 19284–19294. https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Penerapan+Pembelajaran+Be rdiferensiasi+dengan+Memerhatikan+Gaya+Belajar+Peserta+Didik+pada+Mata+Pelajaran +Matematika+Kelas+1B+SD+Negeri+Kalicari+01+Kota+Semarang&btnG= 

Ramadhana, R. N. (2020). Tantangan Pendidikan Inklusi Dalam Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Lambung Mangkurat, 1–10. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/n8rxu 

Rani, P. R., Asbari, M., Ananta, V., & Alim, I. (2023). Kurikulum Merdeka : Transformasi Pembelajaran yang Relevan, Sederhana, dan Fleksibel. Journal of information system and management, 02(06), 78–84. 

Rosyada, A., Syahada, P., & Chanifudin, C. (2024). Kurikulum Merdeka: Dampak Peningkatan Beban Administrasi Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Inovasi, Evaluasi dan Pengembangan Pembelajaran (JIEPP), 4(2), 238–244. https://doi.org/10.54371/jiepp.v4i2.491 

Sari, C. N., & Hendriani, W. (2021). Hambatan pendidikan inklusi dan bagaimana mengatasinya: Telaah kritis sistematis dari berbagai negara. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 9(1), 97. https://doi.org/10.22219/jipt.v9i1.14154 

Subroto, D. E., Supriandi, Wirawan, R., & Rukmana, A. Y. (2023). Implementasi Teknologi dalam Pembelajaran di Era Digital: Tantangan dan Peluang bagi Dunia Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan West Science, 1(07), 473–480. https://doi.org/10.58812/jpdws.v1i07.542 

Susilo, J., Cipwati, A., Cahyaningrum, M. P., & Sari, N. K. (2024). Pengimplementasian Pembelajaran Berdiferensiasi Produk Berdasarkan Gaya Belajar. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 7(3), 12009–12016. 

Wahyudi, A. B. F. (2024). Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Karakteristik Peserta Didik Dalam Pemenuhan Target Kurikulum. Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 3(1). 

Warnius Waruwu, E., & Thomas Bilo, D. (2024). Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Belajar: Strategi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pendidikan Agama Kristen. Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat, 2(2), 254–268. https://doi.org/10.55606/sinarkasih.v2i2.328





 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun