[caption caption="Warkop Tekape kerap dimanfaatkan para buruh untuk menggelar rapat"]
Tak hanya itu, Mamiek juga punya strategi lain demi menggaet pelanggan. Tekape rutin memutar film-film box office yang terjadwal rutin sehari tiga kali. Adapun jadwal pemutaran film adalah pukul 19.00, pukul 22.00, dan satu kali pemutaran pada siang hari. “Kalau tipikal pelanggan di sini (Tekape) sukanya film action mas. Mereka suka yang banyak adegan laganya. Sesekali kami putar film komedi juga agar tidak jenuh,” kata Mamiek dengan nada bersahaja.
Salah satu tantangan membuka bisnis warkop, menurut Mamiek adalah mencari orang yang dapat dipercaya. Saat ini, Mamiek mempekerjakan dua orang yang terbagi dalam dua shift. Sesekali, Mamiek menyempatkan diri melayani pelanggan di warkopnya.
Bisnis warkop sudah lama ada di benak Mamiek. Kendati sempat mengecap kegagalan, namun untuk kali ini dia optimistis mampu survive bahkan mengembangkan usahanya. Potensi bisnis ini pun dipandang cukup menjanjikan. Dalam sebulan, Mamiek mampu mendulang keuntungan antara Rp 3 juta sampai Rp 4,5 juta. Angka itu sudah terpotong gaji dua pegawai dan belanja kebutuhan warkop. “Ya, syukurlah mas. Bisa untuk tambahan penghasilan bagi anak dan istri,” ungkapnya.
Ke depan, Mamiek bercita-cita lebih fokus pada penambahan varian kopi. Saat ini, Tekape memang masih menawarkan dua jenis kopi robusta. Harapannya, lebih banyak orang yang nongkrong di Tekape karena ingin merasakan berbagai pilihan kopi berkualitas, tapi tetap berstandard
warkop.(*)
Ilustrasi : Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H