Mohon tunggu...
Jefry Go
Jefry Go Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Learning by Reading & Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mari Belajar dari Naruto

25 Maret 2015   16:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 3434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas, film kartun Naruto memang tak ubahnya anime-anime Jepang lainnya. Bercerita tentang perjalanan hidup seorang ninja bernama Uzumaki Naruto, serial ini banyak menampilkan adegan pertarungan antar shinobi dengan aneka jurus masing-masing. Hal itulah yang lantas menyebabkan serial Naruto dikategorikan sebagai film kartun bergenre remaja/dewasa. Sebab, adegan pertarungan tersebut dinilai membawa dampak kekerasan terhadap anak-anak.

Untuk asumsi itu, saya setuju. Untungnya, saya sudah bukan anak-anak sehingga saya bisa menikmati serial ini tanpa ada yang melarang. Hehehe.

Sebagai penggemar berat serial manga karya Masashi Kishimoto ini, saya rutin mengikuti perkembangan film maupun komiknya di dunia maya. Setelah sekian lama mengikuti jalan ceritanya, saya menyimpulkan bahwa Naruto bukan sekadar film kartun biasa. Banyak nilai-nilai moral di dalamnya yang (sebenarnya) dapat kita pelajari atau bahkan menjadi inspirasi di dunia nyata. Pesan luhur tersebut tersimpan rapi dalam penokohan karakter maupun penggalan cerita serial Naruto. Untuk itu, berikut beberapa hal positif yang patut dipelajari dari serial Naruto.

1.Gigih dan Pantang Menyerah

[caption id="attachment_405255" align="aligncenter" width="300" caption="rasengan merupakan salah satu jurus sulit yang dipelajari Naruto (febrimanto.files.wordpress.com)"][/caption]



Karakter Uzumaki Naruto bukanlah sosok yang sempurna dan tak bercacat cela. Sebaliknya, Naruto digambarkan memiliki sifat-sifat khas, di antaranya ceroboh, hiperaktif, enerjik, “bermulut besar” dan konyol. Namun, dibalik kekurangannya itu, Naruto mempunyai kelebihan sebagai figur yang gigih, pantang menyerah serta tidak mengenal takut. Sekuat apa pun musuh, atau sesulit apa pun rintangan pasti akan dihadapi.

Tak terkecuali saat Naruto harus belajar jurus ninja dengan tingkat kesulitan tinggi. Shinobi berambut kuning ini kerap gagal saat berlatih. Maklum, kecerdasan dan nilai akademik Naruto dalam akademi ninja dibawah rata-rata anak pada umumnya. Tapi, hal itu bukan halangan. Dengan percobaan berkali-kali serta harus jatuh bangun, pada akhirnya dia bisa menguasai jurus level tinggi, seperti Rasengan, jurus yang diajarkan oleh gurunya, Jiraiya.

Daya juang Naruto yang pantang menyerah tergambar saat dia menghadapi musuh-musuhnya. Salah satu yang paling parah adalah saat melawan anggota organisasi kriminal Akatsuki, Pain. Saat itu, sekujur tubuh Naruto harus tertembus batang baja milik Pain. Alih-alih menyerah, Naruto malah mengerahkan segenap sisa-sisa kemampuannya. Kegigihan inilah yang akhirnya mampu mengubah pola pikir musuh. Pain memutuskan mengembalikan nyawa para penduduk desa Konoha yang tewas akibat serangannya yang membabi buta.

2.Jangan Membalas Kejahatan dengan Kejahatan

[caption id="attachment_405258" align="alignnone" width="290" caption="Naruto kecil sering dikucilkan teman-temannya. (static.pulsk.com)"]

142727024689523136
142727024689523136
[/caption]



Sejak kecil, Uzumaki Naruto hidup seorang diri. Tanpa ayah dan ibu. Ayahnya, Namikaze Minato dan ibunya, Uzumaki Kushina tewas dalam usaha menjinakkan monster rubah ekor sembilan yang disebut Kyuubi. Saat itu adalah hari kelahiran Naruto, namun tiba-tiba Kyuubi muncul dan mengamuk di desa Konoha. Minato sebagai Hokage ke-4 (pemimpin desa Konoha), mencoba menghadapi Kyuubi. Pada akhir upayanya, Minato mengambil keputusan menyegel monster Kyuubi dalam tubuh Naruto, anaknya. Langkah tersebut diambil dengan risiko nyawa Minato dan Kushina sebagai taruhannya. Singkat cerita, Naruto harus hidup dengan Kyuubi tersegel di dalam dirinya.

Kondisi itulah yang menyebabkan Naruto kecil sering dikucilkan teman sepermainannya. Banyak orang tua melarang anaknya bermain dengan Naruto karena trauma peristiwa Kyuubi yang sempat memporak-porandakan desa sekian tahun silam. Di samping itu, perilaku Naruto kecil memang nakal dan jahil. Itu merupakan imbas sikapnya mencari perhatian karena hidup sebatang kara.

Diperlakukan tidak mengenakkan oleh penduduk desa, tidak lantas membuat Naruto dendam. Sebaliknya, dia bertekad menjadi Hokage yang kelak memimpin desa. Sifat tidak dendam inilah yang membuat Naruto berbeda dari ninja-ninja lainnya. Prinsip Naruto tersebut berbuah manis saat dia berhasil mengalahkan Pain demi membela desanya. Naruto pun dielu-elukan penduduk desa karena dianggap sebagai pahlawan. Sejak saat itu, penilaian penduduk Konoha terhadap Naruto kontan berubah.

3.Setia Kawan dan Peduli Terhadap Orang Lain

Kendati dikenal nakal dan usil, Naruto ternyata bersifat sangat setia kawan. Bahkan, dia rela mempertaruhkan nyawanya demi melindungi teman-temannya. Sikap setia kawan Naruto ditunjukkan saat dia konsisten ingin mengajak pulang teman sekaligus kompetitornya, Uchiha Sasuke. Padahal, Sasuke sudah bertekad menghancurkan desa Konoha karena dilandasi rasa dendam akan kematian orang tua, kakak serta seluruh klan Uchiha. Meski Sasuke sudah bersikap jahat terhadap dirinya, Naruto tetap menganggap Sasuke sebagai sahabat. Bahkan, Sasuke-lah yang dijadikan sumber motivasi Naruto saat sedang mempelajari jurus-jurus dengan tingkat kesulitan tinggi.

Dengan sikap setia kawan, keberadaan Naruto mulai dapat diterima oleh rekan-rekannya. Bahkan, Naruto sudah mampu bekerja dalam tim-tim berbeda saat menjalankan sejumlah misi. Sikap Naruto tersebut akhirnya mampu menarik simpati para shinobi, termasuk para ninja dari daerah lain.

Selain setia kawan, Naruto merupakan figur yang peduli terhadap orang lain. Yang paling mencolok adalah saat aliansi shinobi menghadapi Uchiha Obito. Dalam keadaan terdesak, menghadapi ancaman pembunuhan massal, Naruto memutuskan untuk mengalirkan chakra milik Kyuubi kepada seluruh pasukan ninja. Dengan demikian, seluruh pasukan terlindung dari serangan mematikan Obito. Meski, dengan risiko harus kelelahan karena banyak chakra yang keluar dari tubuhnya. Untungnya, dengan bantuan dua sisi Kyuubi (sisi jahat dan baik), Naruto bisa bertahan dalam pertempuran itu.

[caption id="attachment_405259" align="alignright" width="479" caption="Naruto memberikan chakranya untuk melindungi rekan-rekannya. (vignette2.wikia.nocookie.net)"]

1427270335280590382
1427270335280590382
[/caption]

4.Jangan Berlarut dalam Kesedihan

Naruto sempat mengalami masa sulit dalam hidupnya. Yakni, ketika sang guru Jiraiya harus mati saat menghadapi Pain Akatsuki. Saat mendengar kabar kematian Jiraiya, batin Naruto sangat terpukul. Betapa tidak, ditengah kesendirian hidup tanpa orang tua, Jiraiya menjadi figur penting yang telaten mendidik Naruto. Kehilangan Jiraiya sempat membuat Naruto drop.

Bahkan, pada suatu penggalan adegan, Naruto tampak enggan berlatih. Dia malah duduk merenung sambil memegang sebuah es krim. Tanpa tersadar, air mata Naruto mulai membasahi pipinya sementara es krim itu hanya dibiarkannya mencair. Momen ini, menurut sebagian besar komunitas penggemar Naruto dinobatkan sebagai momen paling mengharukan sepanjang episode anime Naruto Shippuden.

Menghabiskan beberapa hari waktu berduka, Naruto akhirnya menemukan kembali motivasinya. Itu setelah Naruto merenungkan kembali ucapan-ucapan sang guru dan tujuan utamanya melatih dirinya. Alhasil, Naruto mampu bangkit dan menjadi lebih tangguh dari sebelumnya. Hebatnya, ketika berhadapan dengan Pain Akatsuki yang notabene adalah pembunuh gurunya, Naruto tidak menunjukkan sifat dendam. Melainkan dia memaafkan Pain dan berharap anggota Akatsuki yang juga mantan murid Jiraiya itu bertobat. Hal inilah yang kemudian mengubah pendirian Pain dan memutuskan menghidupkan kembali seluruh warga Konoha akibat serangan “sinra tensei” miliknya.

Nasib kehilangan guru juga menghinggapi Nara Shikamaru, salah satu sahabat Naruto. Guru Shikamaru bernama Asuma gugur di tangan anggota Akatsuki lainnya, Hidan. Senada dengan Naruto, Shikamaru juga sangat terpukul akan kepergian guru Asuma. Dan figur yang memotivasi Shikamaru adalah Naruto. Pasalnya, Naruto pernah merasakan bagaimana ditinggal sang guru untuk selamanya. Atas dorongan dari Naruto, Shikamaru menemukan motivasi menghadapi Hidan. Pada akhirnya, Shikamaru mampu mengatasi Hidan yang mempunyai jurus tidak bisa mati itu.

[caption id="attachment_405262" align="alignleft" width="700" caption="Tangisan untuk sang guru. (static4.wikia.nocookie.net)"]

1427270432163586190
1427270432163586190
[/caption]

5.Jangan Menilai Seseorang dari Penampilannya Saja

Demi mencari Hokage baru pasca terbunuhnya Sarutobi Hiruzen (hokage ketiga), Jiraiya mengajak Naruto mengembara. Tujuannya, menemui sahabat Jiraiya, yakni Tsunade. Jiraiya dan Naruto menemukan Tsunade dalam salah satu bar dalam kondisi yang kurang ideal jika dijadikan hokage. Tsunade sangat hobi berjudi dan mabuk-mabukan. Menjadi hokage amat jauh dari angan-angannya. Pasalnya, pasca meninggalnya kekasih dan adiknya, Tsunade memutuskan menjauh dari dunia shinobi.

Meski dirayu oleh Jiraiya dan Naruto, Tsunade bergeming. Dia lantas mengeluarkan persyaratan, jika Naruto mampu mengalahkannya, dia akan bersedia menjadi hokage. Baik Jiraiya dan Tsunade sudah mengetahui hasil tantangan itu. Pasalnya, Tsunade termasuk salah satu dari tiga legenda sanin dengan kemampuan yang terkenal di seluruh pelosok negeri. Sementara, Naruto hanya pemuda belasan tahun.

Benar saja, hanya dengan satu jari, Tsunade mampu menjatuhkan Naruto berguling-guling. Namun, Naruto menolak menyerah. Dia meminta diberi waktu untuk berlatih lebih keras lagi. Semua itu agar Tsunade bersedia memimpin Konoha. Mendengar itu, Tsunade hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Maklum, dari penampilannya saja, Naruto dinilai bukan figur yang mampu mengalahkan kemampuan ninja Tsunade.

Pada suatu ketika, Jiraiya dihadang oleh Orochimaru. Dalam pertarungan tersebut, Tsunade harus menghadapi asisten Orochimaru, Yakushi Kabuto. Tsunade terdesak dan nyaris mati oleh serangan Kabuto. Tapi, pada saat yang tepat, Naruto menyelamatkan Tsunade dengan menggenggam kunai (senjata shinobi berbentuk seperti pisau kecil) milik Kabuto. Hasilnya, tangan Naruto berdarah-darah demi keselamatan Tsunade.

[caption id="attachment_405299" align="alignright" width="700" caption="Naruto saat melawan Kabuto (img2.wikia.nocookie.net)"]

1427276356162063693
1427276356162063693
[/caption]

Dari perbuatan dan tutur kata yang diucapkan Naruto, Tsunade teringat kata-kata dan semangat yang digelorakan kekasih dan adiknya yang sudah tiada. Mereka semua sama-sama punya tekad menjadi hokage di masa mendatang. Atas dasar itulah, penilaian Tsunade terhadap Naruto berubah 180 derajat dan pada akhirnya Tsunade bersedia menjabat hokage.(*)

******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun