Rencana awal yang hanya mampir beberapa menit berubah menjadi dua jam lebih. Semuanya itu karena kami larut dalam perbincangan di dalam kamar makan. Semuanya itu karena kami tenggelam dalam lautan diskusi dan juga nikmatnya rasa kacang tanah, Aqua dan sopi kepala. Hehehe
Jam menunjukkan pukul 23. 00 WITA. Mereka harus melanjutkan perjalanan ke Atambua untuk kegiatan selanjutnya pada hari esok. Tidak ada hal lain yang kami berikan dan titipkan selain ucapan terima kasih banyak dan juga permohonan maaf karena sudah mengganggu jadwal perjalanannya.Â
Selain itu, hanya sebotol sopi kepala dan dua sisir pisang yang kami berikan untuk menemani perjalanan mereka. Dengan senyuman dan rendah hati beliau pun pamit, mengucapkan terima kasih banyak kepada kami.
Inilah sepenggal kisah tentang perjumpaan malam itu. Tak berlebihan bila saya secara pribadi mengatakan bahwa beliau pribadi yang luar biasa, rendah hati, terbuka apa adanya, memiliki visi pembangunan yang integratif dan memiliki empati dan simpati untuk kebaikan masyarakat NTT.Â
Tak berlebihan juga saya mengharapkan dan mendoakannya, semoga beliau tetap sehat dalam tugas dan pelayanannya terutama semoga Tuhan tetap menjadikan beliau berkat untuk masyarakat NTT di masa yang akan datang.
Semoga beliau tidak saja menjadi wakil rakyat tetapi suatu saat menjadi kepala rakyat untuk NTT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H