Jumat, 08 April 2022
Pekan Prapaskah V
Yer. 20: 10-13
Yoh. 10: 31-42
Sahabat-sahabat ...
Ada banyak kejadian bunuh diri dalam hidup ini. Alasan yang melatar belakangi tindakan ini pun bermacam-macam. Namun satu hal yang pasti dan pada umumnya terjadi adalah ketika orang merasa tidak mampu menyelesaikan sebuah masalah yang di hadapi. Orang tidak mampu memikul tanggung jawab yang diemban, yang dirasa sangat berat. Bunuh diri, seolah menjadi satu-satunya jalan keluar dari masalah.
Bila ditelisik secara mendalam fenomena ini, ada satu hal  yang perlu direnungkan adalah orang tidak memiliki iman akan Tuhan. Tidak ada Tuhan di dalam dirinya. Ketika sudah tidak mampu berharap pada diri sendiri dan atau pula pada orang lain, maka di  situ hidup mendekati penghabisan. Kalau saja orang memiliki Tuhan dalam diri dan hidupnya, maka satu-satunya pegangan terakhir adalah Tuhan. Di situ, orang tidak akan menempuh cara-cara aneh. Walaupun masalahnya mungkin tidak terpecah tetapi orang memiliki sesuatu yang kepadanya, dia tetap berharap dan sesuatu yang kepadanya, ia sandarkan semuanya itu. Dialah Tuhan yang Maha Kuasa.  Sehingga orang mampu memandang masalah hidupnya dari sisi yang lebih luas, dari cara pandang yang lebih bermakna.
Sahabat-sahabat ...
Yeremia, mengajarkan kepada kita sekalian bahwa apapun masalah hidup ini, tetaplah percaya pada Tuhan. Yeremia mempersembahkan seluruh hidupnya, masalah dan tantangan yang dihadapinya kepada Tuhan. Ia memiliki iman yang kokoh bahwa Tuhan selalu menyertainya.
Kisah Injil pun kembali menampilkan kepada kita tentang penolakan orang Yahudi terhadap Yesus. Orang Yahudi pandai mencari-cari alasan. Yesus dibilang menghujat Allah. Padahal banyak perbuatan baik yang dilakukan-Nya. Bahwa sebagaimana dari Allah, bersumberlah segala hal yang baik, mengapa mereka menolak Yesus? Bukankah Yesus melakukan hal yang baik?. Perbuatan-perbuatan Yesus dengan sendirinya menjelaskan bahwa Yesus adalah utusan Allah, dan bawa Yesus melakukan kehendak Allah.
Sering kali ketiadaan Tuhan dalam diri orang bukan karena orang tidak tahu dan tidak sadar, tetapi dengan sengaja menolak dan meniadakan Tuhan. Atau Tuhan dianggap lebih kecil dari diri manusia. Ataupun masalah dianggap lebih besar dari Tuhan. Cara-cara pandang negatif pun bisa membuat orang meniadakan Tuhan dalam dirinya. Maka penolakan kepada Yesus, sesungguhnya adalah penolakan terhadap solusi dan penolakan kepada kehidupan. Â
Kita dipanggil untuk mengakui hal ini bahwa Yesus itu Allah sekaligus manusia. Pesan Yesus sangat dalam dan menarik untuk kita renungkan,"jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu". Kalau kita tidak percaya kata-kata Yesus, kita harus percaya karena perbuatan-perbuatan-Nya. Tetapi antara sabda dan perbuatan Yesus adalah sepadan dan selaras. Hendaklah kita percaya akan semua itu, maka kita memiliki pegangan dalam hidup ini untuk bertindak, kita memiliki Yesus yang mengarahkan hidup dan selalu bersama kita.
Selamat Bermenung. Semangat beraktivitas. Jangan lupa bahagia.
Tuhan memberkati. Doa Bunda Maria, Para Kudus dan Mgr. Gabriel Manek, SVD menyertai selalu.
Jeff Ndun, Jr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H