Rm. Yustus Nipu, Pr
Kamis, 19 Januari 2022
Pekan Biasa II
1Sam. 18:6-9;19:1-7
Markus 3:7-12
Sahabat-sahabatku ...
Setiap kita pasti punya saja persoalan yang dihadapi. Kita juga punya cara tersendiri dalam menghadapi setiap persoalan. Ada yang tidak tenang dan diliputi kegelisahan yang sangat mendalam tatkala menghadapi sebuah persoalan dalam hidup. Ada yang ketika menghadapi suatu persoalan maunya langsung diselesaikan; GPL (gak pake lama) apa pun resiko atau konsekuensinya.
Melalui injil-Nya Yesus mengajarkan kita suatu cara yang berbeda dalam menghadapi sebuah persoalan atau masalah. Bahwa terkadang dalam menghadapi sebuah persoalan yang pelik, menyingkir adalah pilihan yang terbaik atau pilihan yang tepat.Â
Dengan menyingkir bukan berarti kita kalah sebelum bertanding, atau takut, atau tidak punya nyali untuk menyelesaikan persoalan, atau lari dari kenyataan, dsb.Â
Namun dengan menyingkir sementara kita bisa menyusun strategi, sedikit mengambil energi/kekuatan untuk menyelesaikan persoalan tersebut atau bahkan lebih dahulu menyelesaikan hal lain sebelum persoalan tersebut diselesaikan. Bahwasannya tidak setiap persoalan harus serta-merta diselesaikan. Ada waktu yang tepat untuk menyelesaikan setiap persoalan.
Sikap inilah yang ditunjukan oleh Yesus ketika Ia berada dalam situasi darurat, situasi konflik karena menyembuhkan orang sakit pada hari sabat. Bagi orang Farisi menyembuhkan orang pada hari sabat adalah kesalahan fatal yang tidak bisa ditolerir. Yesus tahu bahwa ada persoalan karena tindakan-Nya menyembuhkan orang pada hari sabat.Â
Karena itu, Ia lebih memilih untuk menyingkir. Ia menyingkir bukan karena tidak bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi, atau takut orang-orang Farisi. Ia justru menyingkir karena 'saatnya belum tiba'.Â