Mohon tunggu...
Jeff NdunJr
Jeff NdunJr Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sampah Inzphyrasi

Menulis itu ilahi. Melaluinya setiap orang menjadi abadi dalam waktu dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lurasik dari Dulu ke Hulu

23 September 2021   03:49 Diperbarui: 23 September 2021   03:56 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Anda kembali ke rumah. Berjumpa dengan orang-orang di sana. Bertemu dengan segala yang ada di sekitarnya. Anda menemukan ada yang berubah dan ada yang tak berubah pada mereka atau sesuatu yang pernah anda alami bersama.

Itulah kenyataan ketika anda mengalami kepulangan ke dalam waktu "pernah". Satu hal yang tak berubah adalah tentang kenangan anda bersama mereka atau sesuatu. Itu tinggal tetap di dalam ingatanmu, abadi dalam hatimu dan juga menjadi bekal untuk perjalanan anda di masa depan.

Entah marah mereka, senyum mereka, nasihat mereka pada akhirnya di dalam "pernah" itu menjelma menjadi cerita. Entah benci, ketuaan, pengenalan yang terbatas dalam rasa dan akal, kemudaan, keunikan, di dalam "pernah" menjelma menjadi kisah. 

Semua yang pada "pernah" pada akhirnya hanya benar-benar menjadi makna dan nilai ketika anda mengubahnya menjadi syukur dan terima kasih.

LURASIK DARI DULU KE HULU ...
Tempat segala kisah dan cerita telah menjadi "pernah, akan menjadi "pernah" dan selalu menjadi "pernah". Di sana, semua pernah akan menjadi makna dan nilai untuk orang-orang yang tahu bersyukur dan berterima kasih pada satu hal yaitu KENYATAAN. 

KENYATAAN akan orang-orangnya, tempatnya, situasinya dan lain sebagainya. KENYATAAN bahwa anda lahir di sana, tinggal di sana, besar di sana, bertumbuh dan mulai berkembang dari sana, mulai lepas landas dari sana ke manapun engkau pergi.

LURASIK DARI DULU KE HULU....
Pada bukit di atas sana. Bukit St. Petrus dan Paulus, mengalirkan sabda kehidupan untuk yang pernah dan akan tinggal di sana. Bukit yang rahim, melahirkan sapta nilai untuk anak-cucu menuju rahim kehidupan, rahim makna. 

Bukit untuk memiliki spirit kekuatan St. Petrus, batu karang untuk berpijak pada kekokohan, fondasi spiritualitas, budaya, sosial dan lain-lain pada kehidupan. 

Bukit kepak sayap ala petualangan St. Paulus, untuk memiliki sayap tangkas spirit peziarah dan petualangan meretas hidup yang meluas dan menjangkau.

LURASIK DARI DULU HINGGA HULU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun