Mohon tunggu...
Jeff NdunJr
Jeff NdunJr Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sampah Inzphyrasi

Menulis itu ilahi. Melaluinya setiap orang menjadi abadi dalam waktu dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Pernah" yang Abadi dan Hari yang Paradoks

16 September 2021   14:27 Diperbarui: 17 September 2021   10:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: dokumen pribadi.JPH-Seon

Suatu saat setiap orang pasti akan merasakan tentang kembalinya sesuatu atau seseorang atau sekelompok orang ke dalam diri. Sesuatu atau seseorang atau sekelompok insan yang terjalin dalam kata "pernah". Mungkin pernah memiliki, mencintai, dikasihi, diperhatikan, disakiti, ditipu, dikhianati, dikejar dan lain sebagainya. Semua itu datang bukan karena anda memintanya tetapi mungkin masa lalu yang sekadar menampakkan dirinya dengan cara yang lain. Anda bisa saja bahagia, senang, marah, atau emosi dan lain-lain tetapi yang pasti ia ada di kepalamu.

Semua yang kembali itu akan mengubahmu kini. Perasaanmu, pikiranmu, pekerjaanmu dan lain-lain. Ia seolah menarikmu kuat ke arahnya sampai anda bingung dengan situasimu saat ini, diam, heran bahkan hanya duduk terpaku di antara segala yang "pernah". Ia menyiksamu begitu hebat karena anda tidak bisa mengulangnya atau menyentuhnya sebagai sesuatu yang benar-benar ada sebagai benda melainkan hanya sebagai ingatan. Anda harus selalu siap menerima kenyataan yang berbeda. 

Ada yang coba menyibukkan diri dengan aktifitas seharian atau menciptakan kesibukan baru hanya untuk mencoba menenggelamkan semuanya itu. Hanya kelihatan gagal, karena itu sama saja membawa ingatan semakin menubuh pada diri dan keseharian anda.


Lalu apa yang dibuat? Mencoba membangun komunikasi dengan sesuatu atau seseorang atau sekelompok insan itu? Menanyakan kabar dan pekerjaan? Atau mencoba meraba-raba dalam ingatan? Atau membiarkan diri anda seperti seharusnya sekarang, walaupun sakit adalah harga yang pantas untuk dimiliki. Belum lagi seseorang, sekelompok insan atau sesuatu itu sudah mengalami kebaruan. Adakah semuanya itu akan membantu?.

Satu-satunya yang mungkin adalah mencoba jujur dengan diri sendiri bahwa anda membutuhkan sesuatu atau seseorang, mereka saat ini namun hal itu tidak akan terjadi. Mungkin inilah yang disebut dengan paradoks. Anda membutuhkan untuk sekadar melihat tampaknya, sekadar untuk mendengar suaranya atau sekadar untuk mengalaminya dan atau lainnya. Hal-hal itu benar-benar tidak terjadi dan anda menemukan kenyataan yang anda harapkan di dalam ketidakmungkinan.

Begitulah jarak menunjukkan kekejamannya yang nyata. Begitulah rindu menampakkan kemurkaannya yang mengabadikan. Begitulah cinta mempersatukan di luar dugaan dan ekspektasi banyak orang. Begitulah waktu mendidik orang untuk hidup dalam keterhubungan. Karena itu, keadaan ini menegaskan bahwa  hidup atau orang tak pernah berpisah untuk selamanya.

Hanemasin, 16 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun