Lantas kemudian aku teringat dengan kata-kata seorang pakar pendidikan dari Finlandia yang pernah saya baca, bahwa dalam persaingan abad 21 ini, pengetahuan yang kita dapat hari ini sudah kuno dalam 18 bulan ke depan. Artinya seorang yang merasa mengetahui/pintar hari ini, jika tidak update dan terus belajar maka hanya kurang dari dua tahun dia sudah tergolong kuno dari segi pengetahuan dan akan ketinggalan kereta kemajuan.
Maka dapat dibayangkan apa hasilnya jika metode pendidikan kita masih mengadopsi era abad 20 an!
Jika melihat lagi hasil Programme for International Student Assessment (PISA) kompetensi generasi bangsa di bidang matematika, reading dan sains berada pada level 0-2 dan dicap bangsa Indonesia baru bisa menghadapi abad 21 setelah 1000 tahun mendatang. (bisa di googling)
Nah singkatnya, generasi bangsa kita ketinggalan 1000 tahun! Aku dan kamu dan adik-adik kita ketinggalan 1000 tahun (ini menurut kajian ilmiah). Â
Lantas apa yang kita harapkan dari seorang Mendikbud baru kita yaitu Nadiem Makarim untuk menjawab permasalahan ini? Sebagai seorang yang termasuk berjasa besar memberikan peluang kerja bagi ratusan ribu anak bangsa, saya termasuk yang mengagumi beliau yang mampu membuat inovasi besar dan mengubah zaman (walau sebenarnya transportasi berbasis online telah ada konsepnya di negara lain seperti Uber yang didirikan setahun lebih awal dari Gojek).
Sebagai seorang yang pernah mengenyam pendidikan di Harvard Business School, Nadiem Makarim tentu memahami semangat Silicon Valley, sebuah lokasi di Amerika Serikat yang digadang-gadang menjadi titik pusat inovasi teknologi dan tempat para entrepreneur hebat di muka bumi ini berkumpul.
Lantas apakah karena track record pendidikan dan hasil karya nya membesarkan Gojek sehingga dia dipilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan? Terlepas dari semua praduga-praduga itu, kita bisa melihat cita-cita Presiden Jokowi yang ingin memajukan dunia pendidikan dan SDM Indonesia dengan mengikuti perkembangan dunia yang begitu cepat dengan menempatkan seorang anak muda berusia 35 tahun memimpin sebuah Kementrian yang sangat sentral bagi masa depan bangsa ini.
Apakah tidak ada yang lebih baik dari Nadiem Makarim? Tentu banyak! tapi menyikapi semangat zaman, seorang Nadiem diharapkan mampu memproyeksikan kebutuhan zaman dan memberikan gebrakan baru untuk menjawab mau dibawa kemana generasi muda Indonesia ini ke depan.
Walau saya hanya seorang yang awam dalam masalah pendidikan, tapi saya merasakan tidak adanya perkembangan yang berarti di dunia pendidikan kita sehingga hanya mencetak generasi-generasi yang kurang bisa menjawab tantangan zaman yang bergerak sangat cepat.
Sederhana nya, jika saya jadi Nadiem Makarim, saya akan menjadikan dunia pendidikan itu asyik dan menyenangkan. Sekolah berdasarkan minat dan bakat, belajar sambil bermain, dan belajar sambil praktek. Sesederhana itu? Ya! selain menumbuhkan dan mengasah kreativitas, membangun kerangka berpikir kritis, logis juga menjadi bagian paling penting dari proses pendidikan itu.
Bisa juga variasi antara pendidikan berbasis kurikulum dan pendidikan berbasis bakat. Tapi tugas utama dunia pendidikan adalah memanusiakan manusia dan menjawab tantangan zaman.