Mohon tunggu...
jefri kaleb pinihas purba
jefri kaleb pinihas purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Live your own dream dude

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Pangan 2019] Ciptakan Dunia Tanpa Kelaparan #ZEROHUNGERWORLD

30 Oktober 2019   19:28 Diperbarui: 30 Oktober 2019   21:26 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kategori severe food insecurity merupakan golongan ekonomi yang sangat rendah (pengangguran), karena umumnya mereka tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka meskipun sudah mengkonsumsi makanan dengan kualitas dan jumlah yang jelek atau sedikit. 

Orang dengan kategori severe food insecurity umumnya sering kehabisan supply atau cadangan makanan, sehingga mereka sering kelaparan atau tidak makan.

Tingkat ketidakamanan pangan Sumber:http://www.fao.org/
Tingkat ketidakamanan pangan Sumber:http://www.fao.org/
  • Food waste  atau sampah makanan

 Menurut FAO lebih dari 1.3 miliar ton pertahun sampah makanan diproduksi, baik karena kerusakan akibat proses mengolah atau sisa-sisa makanan yang dihasilkan setelah makanan. 

Sampah buah-buahan, sayuran, dan umbi-umbian merupakan sampah makanan yang paling banyak diproduksi dunia. Sebanyak 45%  hasil panen buah-buahan, sayuran, dan umbi-umbian berakhir di tong sampah. Ketiga komoditas pangan tersebut merupakan penyumbang terbesar diikuti oleh ikan dan makanan seafood sebesar 35 %, dan produk-produk tanaman serealia sebesar 30%.

Presentase sampah makanan yang dihasilkan Sumber: http://www.fao.org/
Presentase sampah makanan yang dihasilkan Sumber: http://www.fao.org/
Presentase sampah makanan yang dihasilkan Sumber: http://www.fao.org/
Presentase sampah makanan yang dihasilkan Sumber: http://www.fao.org/
Presentase sampah makanan yang dihasilkan Sumber: http://www.fao.org/
Presentase sampah makanan yang dihasilkan Sumber: http://www.fao.org/

Dari dua faktor utama yang ada diatas, sampah makanan merupakan dilema yang sangat disayangkan, karena banyak organisasi dan orang yang menyuarakan dan berusaha untuk mengatasi kelaparan. 

Namun, sampah yang dihasilkan baik itu akibat kerusakan pada saat panen sampai penyimpanan, makanan sisa, dan makanan yang tidak termakan. Hal ini sangat disayangkan karena 1.3 miliar ton itu bukanlah angka yang kecil. Bayangkan apabila sampah makanan yang dihasilakan tidak ada atau sangat rendah, sudah berapa banyak orang yang terselamatkan dari kelaparan, pastinya sangat bayak dan tantangan Zero Hunger Challenge dapat terselesaikan dengan cepat. 

Maka dari itu kita perlu untuk mengubah pola pikir kita yang semula selalu makan berlebihan, selalu tidak menghargai makanan, dan membuang-buang makan. Kita harus menghargai makanan karena masih banyak orang diluar sana yang mengalami kelaparan, kita harus ubah kebiasaan makan yang bar-bar (berlebihan) menjadi pola makan yang sehat tidak berlebihan dan tidak kekurangan, dan kita biasakan menghargai makanan walaupun itu cuma satu butir nasi.

Kita sebagai kawula muda harus mampu menghadapi Zero Hunger Challenge, mari kita tunjukan bahwa kita mampu untuk menjadikan dunia yang lebih baik. Dunia dimana tidak ada orang yang kelaparan, dunia dimana setiap orang bisa menikmati makanan dan hidup jauh dari kelaparan. Aksi kita menentukan bagaimana masa depan dunia ini, dan mari kita ubah pola makan kita menjadi pola makan yang sehat untuk dunia tanpa kelaparan. Kalau bukan kita yang memulai siapa lagi?...

MARI MAJUKAN PANGAN DUNIA UNTUK DUNIA TANPA KELAPARAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun