Burung gereja, atau dikenal dengan nama ilmiah Passer domesticus, adalah salah satu burung yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Meskipun ukurannya kecil, burung ini memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Ciri-ciri Fisik
Burung gereja memiliki panjang sekitar 14 cm dengan bulu berwarna cokelat, abu-abu, dan putih. Paruhnya yang kecil dan kuat sangat cocok untuk memakan biji-bijian dan serangga kecil. Jantan dan betina memiliki penampilan yang sedikit berbeda; jantan biasanya memiliki tanda hitam di sekitar tenggorokan dan dada, sementara betina cenderung lebih polos.
Habitat dan Sebaran
Burung gereja sangat adaptif dan dapat hidup di berbagai lingkungan, mulai dari daerah pertanian hingga pemukiman padat penduduk. Mereka sering membuat sarang di bangunan tinggi dan tua, seperti gereja, yang menjadi asal nama mereka. Di Indonesia, burung gereja dapat ditemukan hampir di setiap sudut kota dan desa.
Perilaku dan Reproduksi
Burung gereja dikenal sebagai burung yang jinak dan tidak takut dengan manusia. Mereka sering terlihat berkelompok dan memiliki sifat sosial yang tinggi. Dalam hal reproduksi, burung gereja memiliki kebiasaan kawin dengan lebih dari satu pasangan dan dapat bertelur sekitar 5-6 butir dalam satu musim. Telur-telur ini dierami oleh kedua induknya selama sekitar dua minggu sebelum menetas.
Peran dalam Ekosistem
Selain menjadi pemandangan umum di kota-kota, burung gereja juga memiliki peran penting dalam ekosistem. Mereka membantu mengendalikan populasi serangga dan menyebarkan biji-bijian, yang berkontribusi pada regenerasi tanaman.