Mohon tunggu...
Jeffry Kurniawan
Jeffry Kurniawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecandu Ilmu

Learn history, use history, make history.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Benang Merah Ideologi Kiri Antara Plato, St Agustinus, dan Machiaveli

29 Agustus 2020   20:18 Diperbarui: 29 Agustus 2020   20:08 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: the-philosophy.com

Tuhan sudah memaklumi siapa yang mau diselamatkan dan siapa yang tidak dan sebagian dari kita sudah ditakdirkan untuk menjadi selamat. Mungkin yang lebih penting dari doktrin takdir adalah sikap Augustine yang berkaitan dengan seks.

Tak ada yang lebih perlu dihindari daripada hubungan seks. Pandangan tentang pengampunan, seks, dosa orisinal atau dosa bawaan dan banyak lagi masalah-masalah pokok satu sama lain punya hubungan yang berpengaruh.

Pokok pemikiran St Agustine yaitu mengakui manusia dengan kepercayaan dan agama tidak boleh dipisahkan. Tanpa kepercayaan dari agama, manusia akan sesak dan tanpa akal orang tak akan memperoleh pengertian yang jelas tentang kepercayaan dan agama itu.

Kehendak manusia berpangkal diatas akal dan cinta kasih sayang mempunyai arti kesucian diatas ilmu pengetahuan. Hal itu juga berlaku terhadap Tuhan. Roh atau jiwa agak bebas terhadap raga dan jiwa mengenal dirinya secara langsung dan intuistif yang terdiri atas kebendaan dan bentuk.

Spiritualisme yang antropologis (jiwa itu tak lain dari manusia itu sendiri) berjalan berdampingan dengan spiritualisme yang bersifat teori mengenal. Kebendaan itu pada hakikatnya cahaya. Bahwa jiwa menghendaki tubuh dan tubuh menghendaki jiwa merupakan pandangan yang dualistis.

Augustine menandaskan pendapat bahwa kekaisaran Romawi tidak punya makna dasar yang penting, begitu juga kota Roma dan begitu pula kota manapun di bumi yang sesungguhnya penting adalah tumbuhnya "kota Surgawi" yaitu kemajuan spiritual kemanusiaan.

Alat untuk kemajuan ini adalah gereja. ("Tak ada pengampunan di luar gereja"). Karena itu, para kaisar, baik dia penyembah berhala maupun Kristen ataupun barbar, tidaklah sepenting Paus atau gereja sehingga dapat disimpulkan penguasa yang ada sekarang mesti berada di bawah Paus.

Niccolo Machiavelli 1469 m-1527 m

Sumber Foto: courses.lumenlearning.com
Sumber Foto: courses.lumenlearning.com
Filsuf politik Niccolo Machiavelli yaitu seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan penggunaan kekejaman penggunaan kekuatan.

Ide kunci Machiaveli ialah masyarakat adalah campuran, tidak ada yang lebih superior dari yang lain, tidak ada pula sistem yang sempurna. Kekuasaan cenderung korup maka baik bila negara didesain dengan banyak macam cek dan perimbangan (check and balances).Negara adalah sebaik masyarakatnya. Penguasa harus sadar bahayanya membuat aspirasi rakyat berkurang Meski ada banyak cara berkuasa, hanya sedikit yang cocok diikuti.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Plato memperbincangkan manusia dan kelas yang memiliki peran dan spesialisasi tertentu untuk mencapainya harus diciptakan hirarki menurut pendidikan dan jabatan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun