Mohon tunggu...
Jeffry Kurniawan
Jeffry Kurniawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecandu Ilmu

Learn history, use history, make history.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal-usul Nama Pengeran Samber Nyawa

19 Agustus 2020   19:06 Diperbarui: 19 Agustus 2020   21:16 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangeran Mangkunagara I (1726-1795) memiliki julukan dengan nama Samber Nyawa yang bersumber dari serat babad Pakungaran. Pangeran Mangkunagara I yang kemudian saya singkat MN1 dikenal sebagai Mas Said yang merupakan salah satu tokoh Jawa paling flamboyan pada abad 18. Di usia 20an MN1 menjadi salah satu komandan militer yang paling berhasil di Jawa dan mampu mendirikan praja mangkunegara di Surakarta.

MN I sering disebut dengan nama samber nyawa karena samber memiliki makna penerbangan yang cepat atau melarikan diri, dan nyamber memiliki makna terbang dengan cepat melalui udara seperti burung atau petir. Nyambri memiliki makna mengambil atau mengambil sesuatu dalam penerbangan.

Samber memiliki makna menyerang, nyamber memiliki makna menyerang dengan cepat, menukik dan merebut sedangkan nyawa berarti jiwa atau roh, kekuatan hidup yang penting dalam hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa Samber Nyawa berarti penangkap atau penjambret jiwa.

Kata Samber Nyawa ditemukan pada penggalan kalimat di serat babad Pakungaran. Nanging kang mantri lbt mung/ Kawandasa/ lan wong kapdhak ngampil/ samya mu[ng]geng kuda/ tngah-tngah prnahnya/ bandera wulung kakasih/ pun Sambr Nyawa/ ciri wulan aputih/ nggenira ragi angantuneng/ wu[n]tat/sawab pangran dipati/ dede karsanira/ angrangsanga ing Gondhang. 

Dalam pemaknaan budaya Jawa lebih ke julukan patriotik, senjata, pelana kuda, pakaian, buku, dan benda-benda lainnya yang dianggap sebagai kekuatan atau semacam hal yang memiliki magis, harus diperlakukan dengan cara hormat karena membawa nama pribadi.

MN I sebagai Samber Nyawa tidak diragukan lagi karena catatan Inggris dan Serat Babad Pakungaran menunjukan hal yang sama. Julukan itu bukan hanya status pusaka (pusaka biasanya diberi gelar Kyai atau Nyai).

Julukan Samber Nyawa merupakan sebuah sebutan anumerta yang tepat untuk pendiri kerajaan karena kehebatannya dalam pertempuran. Dengan demikian, kita dapat mengasumsikan bahwa Mangkunagara I dalam kematiannya menjadi penangkap jiwa.

Serat Babad Pakungaran menyatakan bahwa MN I lahir pada minggu Legi, 4 Ruwah, wuku Warigagung, Jimakir (1650) apabila di masehikan menjadi 7 April 1726. Serat Babad Pakungaran diakhiri dengan kata-kata, ingkang murwa carita, Kangjeng Pangeran Dipati, ingkang saking lalana andon Ayuda (Serat Babad Pakungaran, f 418r, Canto 91 (Sinom).

 Penulis cerita ini adalah Pangeran Dipati Mangkunagara I, setelah kembali dari perjalanannya selama berperang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Serat Babad Pakungaran adalah karya otobiografi awal dikenal dalam bahasa Jawa dan menawarkan solusi untuk misteri Samber Nyawa

Resume Jurnal The Origin of Prince Mangkunagara I's Appellation as the Catcher of Souls karya M.C. Ricklefs

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun