Mohon tunggu...
Jeffry Kurniawan
Jeffry Kurniawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecandu Ilmu

Learn history, use history, make history.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peter Scazzero: 10 Tanda Spiritualitas Tidak Sehat Secara Emosi

9 Agustus 2020   00:18 Diperbarui: 9 Agustus 2020   00:37 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup kita pasti mengalami jatuh dan bangun. Hal inipun sama dengan mengikut Yesus, kita tidak selalu berjalan mulus namun satu hal yang perlu kita ketahui bahwa Yesus selalu berjalan bersama kita.

Untuk mengetahui kondisi spiritualitas kita sehat atau tidak, Peter Scazzero memberikan 10 tanda bahwa kita mengalami spiritualitas yang tidak sehat. Berikut 10 tanda yang diajarkan Peter Scazzero.

1. Menggunakan Allah untuk lari dari Allah.

Menggunakan aktivitas kristiani sebagai usaha tak sadar untuk melarikan diri dari penderitaan atau mengabaikan semua bagian yang sulit dalam hidup sehingga kehendak Allah ingin kita rubah. Adapun contohnya sebagai berikut:

  1. Berdoa meminta kehendak kita bukan kehendak Allah
  2. Menggunakan kebenaran Allah untuk menghakimi dan merendahkan orang lain.
  3. Menggunakan Alkiab untuk pembenaran apa yang kita lakukan
  4. Menerapkan kebenaran Alkitab yang disesuaikan dengan tujuan kita sehingga kita mengabaikan teks dan konteksnya

2. Mengabaikan Kemarahan, Kesedihan, dan Ketakutan.

Seringkali kita mengabaikan kemarahan, kesedihan dan ketakutan sehingga kita sering memendamnya sehingga berdampak pada emosional kita. Jadi apabila kita mengalami kondisi tersebut luapkanlah dan katakanlah namun kita jangan terus berlarut dalam kondisi demikian.

3. Sekarat karena hal-hal yang salah.

Menerapkan Alkitab secara kaku seperti pikul salib yang diartikan semakin menderita semakin Allah mengasihi kita. Pada dasarnya kita memang harus mematikan kedagingan namun bukan berarti kita harus mematikan hasrat, harapan dan impian kita.

4. Menolak Dampak Masa Lalu Terhadap Masa Kini.

Kita harus berani bertanggung jawab dan berdamai dengan masa lalu kita sehingga kita tidak perlu takut lagi untuk menghadapi masa sekarang dan masa depan.

5. Membagi hidup kita ke dalam seat sekuler dan sakral.

Kita berusaha hidup rohani (menjalankan buah-buah roh) namun kita tetap hidup dalam kedagingan seperti melakukan kdrt, cerai, hedon dll.

6. Sibuk bagi Allah tanpa kebersamaan dengan Allah.

Pelayanan tanpa hubungan intim dengan Allah akan menjadi rutinitas dan tidak berdampak bahkan cenderung kering baik pelayanan kita dan diri kita sendiri. Sederhanya kita sering berbicara tentang Tuhan namun kita tidak pernah berbicara dengan Tuhan atau hubungan pribadi dengan Tuhan buruk.

7. Merohanikan konflik.

Kita cenderung menghindari konflik tanpa ada penyelesaian sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kita akan cepat jatuh dalam hal kepahitan terhadap orang lain. Jadi apapun permasalahan (konflik) kita harus segera diselesaikan dengan baik dan diwaktu yang tepat.

8. Menutupi Kehancuran, Kelemahan, dan Kegagalan.

Kita berusaha menjadi paling sempurna (orang lain) sehingga apapun yang kita kerjakan harus yang terbaik dan hal ini membuat kita mudah mengalami stres dan depresi. 

Dari hal ini kita bisa belajar bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna dan apabila kita salah atau gagal ya kita hadapi itu, segera bangkit dan memperbaiki semua. Jadi jangan takut gagal atau takut dianggap lemah. Lebih baik menjadi diri sendiri dan selalu berusaha memperbaiki diri daripada hidup berpura-pura sempurna.

9. Hidup tanpa batasan

Kita selalu menerima atau sulit menolak ajakan, tawaran bahkan perintah orang lain padahal kita sudah overload dan hasilnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu kita harus sadar akan kapasitas diri sehingga jangan memaksakan diri apabila itu diluar kemampuan atau kapasitas kita.

10. Menghakimi perjalanan rohani orang lain.

Kita hidup selalu menilai orang lain dari sudut pandang kita dan selalu menjad kritikus apabila tidak sesuai dengan kita. Jadi berhenti menilai orang lain dengan standart kita dan terimalah orang lain dengan apa adanya.

Dengan demikian apabila kita mengalami satu atau lebih diantara sepuluh tanda tersebut berarti kita dalam kondisi spiritualitas yang tidak sehat secara emosi sehingga kita perlu merenung dan intropeksi serta mulai bangkit dari kondisi tersebut. Jadi tetaplah jadi diri sendiri dan tetap andalkan Allah dalam segala aspek hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun