Mohon tunggu...
Jeff Malayu
Jeff Malayu Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Penulis

Manusia, makan nasi. 🗿

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modernisasi: Apakah Buku Masih Layak Dibaca?

30 Januari 2024   14:18 Diperbarui: 30 Januari 2024   14:41 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku (Sumber: Freestockphotos.biz)

Banyaknya tulisan yang dibaca, membuat kita berpikir bahwa ilmu itu luas dan belum seutuhnya mampu dipahami oleh manusia. Referensi yang terkait atau ilmu yang didapati sekarang masih belum digali dalam oleh para peneliti. 

Semua yang kajian ilmiah yang tertulis, bisa dibilang mentah. Karena kembali dari sudut pandang akademik, yang menilai bahwa ilmu itu luas dan banyak Profesor yang berargumen mengenai sebanyak ilmu yang dipelajari, sedikit pula hal yang kita tau. Bermacam tulisan saat ini bisa kita dapati dengan mudah. Entah itu ilmiah ataupun fiksi. Semuanya tersedia bebas melalui internet. 

Namun, apakah tulisan itu mampu dicerna oleh peradaban saat ini? Tujuan utama ilmu yaitu untuk dipahami, dan gaya kepenulisan adalah aspek penting dalam menghubungkan pemahaman antar individu melalui kajian ilmu pengetahuan tersebut. Gaya penulisan yang bertele-tele, ditulis teramat panjang seakan membuat tulisan itu lebih bermakna, pada nyatanya tulisan itu hanya akan dilihat saja, tidak untuk dibaca seluruhnya. Ditambah era modern saat ini, memudahkan Penulis menggunakan progam komputer (AI), ataupun menjiplak sebuah artikel online untuk menampilkan karya yang panjang lebar.

Tulisan tak perlu menggunakan kata yang sama, tinggal kita rangkum agar maknanya bisa disingkat.

* Penulis Zaman Sekarang

Lihatlah, dunia Penulisan Indonesia saat ini. Tiada satu pun insan yang mampu mendongkrak kepopuleran para penulis era terdahulu. Mengapa demikian? Karena mereka tidak memiliki ciri khas. Seperti contoh Chairil Anwar, Tan Malaka, Hamka, Multatuli, Pramoedya Toer, dll. Nama mereka tiada padam berkat mahakarya yang mereka ciptakan. Kharisma tulis yang mereka miliki bisa dengan mudah kita bandingkan dengan Penulis zaman sekarang. Mengapa demikian? 

Ini terjadi, karena efek samping teknologi. Para pendahulu tidak bergantungan dengan teknologi, mereka fokus dan konsisten menjalani hidup dengan apa yang mereka tuju. Maka dari itu, keberhasilan yang mereka capai sangat sepadan dengan pengorbanannya. Inilah kekurangan yang hampir keseluruhannya dimiliki oleh Penulis zaman sekarang. Tiada jelas arah hidup hendak dituju. Teknologi menyebabkan individu mengurungkan niat disebabkan cepatnya putaran arus pembicaraan atau trend, masyarakat cepat bosan dikarenakan akses yang mudah. 

* Hilangnya Minat Pembaca

Karena bingung bagaimana cara untuk mendongkrak kepopuleran. Menyebabkan seseorang menghalalkan berbagai konten. Minat pembaca yang beragam namun ada hal yang lebih menarik ketimbang tulisan, yaitu gambar bergerak (Video). Dengan video, orang lebih menikmati suatu konten karena memiliki rupa. Berbeda dengan buku ataupun jurnal yang hanya menampilkan tulisan ataupun gambar. Sebagian video ada yang dibuat secara tertulis ataupun langsung tanpa rancangan (Random). Inilah penyebab minat membaca semakin berkurang. 

Video komedi, vulgar ataupun adegan tak senonoh lainnya menimbulkan efek candu untuk ditonton. Konten inilah yang mengisi waktu setiap insan setiap detik dan menit. Ibarat narkoba yang semakin digunakan semakin nikmat.

* Membaca Buku Sebagai Solusi

Buku tercipta karena akal. Namun, apakah akal layak diterima? Tentu harus kita pilah buku mana yang harus dibaca, dan tentunya berdasarkan akal sehat. Seorang penulis, sudah pasti orang yang giat membaca/belajar karena sungguh sulit bagi orang yang kekurangan literasi untuk mengangkat pena diatas kertas dan menguraikan kata demi kata berdasarkan ilmu. 

Tujuan utama sebuah buku yaitu sebagai pendukung gagasan argumentasi seseorang dalam mengamati penelitian secara langsung dan tidak langsung. Metode yang rasional, empiris, itu sudah pasti dijadikan landasan. Beberapa yang memiliki keyakinan akan suatu objek, dengan antusias menggali lebih dalam agar hal yang ia percayai adalah yang nyata dan menjawab rasa penasaran dengan dikaji secara absolut. 

Maka dari itu, terjawablah jika buku adalah penentu. Dengan membaca akan menjadi solusi dan upaya terhindar dari pembodohan dalam diri masyarakat. Suatu masalah yang terjadi saat ini, sebetulnya sudah ada cara dalam menanggapinya. Namun karena sedikit orang yang penasaran, maka hilanglah kunci kesuksesan di masa depan disebabkan tiada satu individu yang memercayai dan mempelajarinya, terkecuali bagi mereka yang berilmu. 

Inilah efek samping modernisasi. Kita semakin mudah tau namun kita semakin pemalas dan tak lagi mampu menghargai waktu.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun