Jambi adalah Bumi Melayu, adat yang turun temurun dilestarikan oleh muda-mudi yang insaf. Di zaman serba canggih ini, dengan mudahnya membutakan seluruh generasi atas kesadaran akan alam dan sosial.
Sebelum adanya pembangunan, masyarakat Jambi dulunya memanfaatkan alam sebagai mata pencarian dan juga transportasi. Sungai Batang hari, itulah vital dan pusat segala kehidupan di Jambi. Sungai yang membentang menjadi penghubung dalam dan luar daerah, dan banyak lagi dimanfaatkan oleh manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Sungai yang menjadi lalu-lalang dan saksi peradaban pastinya banyak menyimpan ilmu kemanusiaan maupun sejarah kebudayaan. Bukan sembarang kapal yang sering berkunjung, antara lain kapal dagang dan perang dari berbagai negara. Secara historis, meneliti Sungai Batang Hari berpotensi memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah terjawab.Â
Kebudayaan selalu bersangkutan dengan perkembangan sosial untuk memperbaiki dasar pola hidup suatu masyarakat tersebut. Kondisi Jambi, yang secara geografis dan historis berhubungan dengan budaya lain, namun tanpa adanya riset langsung maupun bantuan para ahli, kapan informasi yang terkandung didasar sungai tersebut bisa terkuak? Apakah pertanyaan historis tidak lagi terpikirkan oleh generasi sekarang?
Apa pun itu yang ditemukan, pastinya memiliki hubungan secara sejarah, maka obyek dan tujuan akan menjadi lebih jelas apabila obyek tersebut dibandingkan dengan obyek yang lainnya. Mencari jawaban sama halnya menyusun puzzle, besar kecilnya potongan tersebut memiliki kepentingan yang sama, yaitu menuntun kita dalam mencari jawaban.
Harta yang paling berharga adalah informasi. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah sumber peradaban karena akal yang dimiliki manusia mampu menembus segala sesuatu dasaran sebagai makhluk hidup. Cara penelitian dengan mengumpulkan data secara indrawi adalah dasar dalam membentuk kesadaran.Â
Dengan begitu, kita sebagai generasi penerus harus sadar akan fenomena ini, keterbatasan data akan selalu berlangsung. Anak cucu kita akan lupa dengan asal- usul dan tradisi nenek moyangnya. Alam Jambi adalah salah satu alasan Filosofis seseorang untuk mencapai tujuannya sebagai manusia dan sebagai individu yang berilmu.Â
Suatu bangsa akan sukses dalam kehancuran apabila generasi muda lupa akan perannya sebagai penerus bangsa. Dengan mempelajari sejarah sama halnya kita memperbaiki dan menjaga kelestarian lingkungan di masa depan. Lingkungan sosial adalah sumber terciptanya individu yang bijak, maka akan mempengaruhi segala aspek entah itu pendidikan, kebersihan, agama, maupun ilmu alam lainnya.
- Upaya Melestarikan Sungai Batang Hari Oleh Penulis
Pada bulan Desember tahun 2023, TNI melakukan kerja bakti atas perayaan HUT KHODAM ll/ SRIWIJAYA, dengan menanam bibit pohon disekitar bantaran sungai. Jadi, Penulis berpikir untuk mencari cara lain dalam melestarikan Sungai Batang Hari tersebut.Â
Menariknya lagi, Bank Dunia memberikan bantuan sebesar 4 juta Dollar untuk Sungai Batang Hari. Al Haris, selaku gubernur akan membuat wacana tentang peduli Sungai dan juga menanam ribuan bibit di bantaran-bantaran sungai. (Sumber: Tribun Jambi).Â
Adapun cara yang bisa dilakukan saat ini hanyalah menulis. Keterbatasan dana dan waktu, menjadi hambatan besar untuk saat ini. Dengan begitu, penulis akan menggali data lebih dalam lagi mengenai Vitalitas peradaban warga Jambi, yang antara lain Sungai Batang Hari dan juga memastikan tidak ada penyalahgunaan anggaran yang diberikan Bank Dunia oleh para oknum.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H