Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama. Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak tumbuh dari hubungan
mereka yang erat dengan orang tua atau pengasuh di rumahnya, terutama anggota keluarga. Interaksi
sosial kemudian diperluas dari rumah tangga ke tetangga dan kemudian sampai ke sekolah.
Perkembangan sosial sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap
anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau norma-norma kehidupan
bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan
norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam proses perkembangan lainnya,
proses perkembangan sosial peserta didik juga selalu berkaitan dengan proses belajar.
Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan peserta didik sangat bergantung pada kualitas proses
belajar peserta didik tersebut baik dilingkungan sekolah dan keluarga maupun dilingkungan yang lebih
luas. Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progesif melalui kegiatan yang terarah dari individu
dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu
disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatifÂ
berdasarkan pengumpulan data-data yang dilakukan melalui suatu observasi, Teknik observasi adalahÂ
pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secaraÂ
langsung maupun tidak langsung.Â
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANÂ
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak :Â
1. KeluargaÂ
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspekÂ
perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya.Â
2. Kematangan anakÂ
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkanÂ
dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematanganÂ
intelektual dan emosional.Â
3. Status sosialÂ
Kehidupan sosial banyak yang dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluargaÂ
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yangÂ
independent, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga.Â
4. PendidikanÂ
Pendidikan merupakan proses sosialisasi remaja yang terarah. Hakikat pendidikan sebagaiÂ
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anakÂ
didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan dating.Â
5. Kapasitas mental, emosi, dan intelegensiÂ
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,Â
,memecahkan masalah, dan berbahasa.Â
Ciri-ciri perkembangan sosialÂ
Menurut Sriyanto Rachmat, masa peka dalam perkembangan sosial anak usia dini dapatÂ
dicirikan melalui berbagai kegiatan yang ditujukan oleh seorang anak kepada anak lainnya, sebagaiÂ
contoh; adanya minat untuk melihat anak yang lain dan berusaha mengadakan kontak sosial denganÂ
mereka, mulai bermain Bersama, mencoba untuk bergabung dan bekerja sama dalam bermain, danÂ
lebih menyukai bekerja dengan 2 atau 3 anak yang dipilihnya sendiri.Â
Tahap perkembangan sosial :Â
 Pasca lahirÂ
Anak lebih suka ditinggalkan tanpa diganggu, merasa senang waktu ke waktu berkontak eratÂ
dengan tubuh ibu.Â
 Satu bulan atau sampai tiga bulanÂ
Merasakan kehadiran ibu dan memandang kearahnya bila ibu mendekatinya. Terus menerusÂ
mengamati setiap gerakan orang yanga ada didekatnya.Â
 Enam bulanÂ
Penuh minat terhadap segala sesuatu yang sedang terjadi disekitarnya. Jika akan diangkat anakÂ
akan mengulurkan kedua tangannya.Â
 Sembilan bulan sampai dua belas bulanÂ
Mengerti kata tidak, melambaikan tangan, bertepuk tangan atau menggoyangkan tanganÂ
mengikuti nyanyian.Â
 Delapan belas bulan sampai dua puluh satu bulanÂ
Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan, perhatian, kasih sayang. MengertiÂ
sebagian apa yang dikatakan kepada dirinya dan mengulangi kata yang diucapkan orang dewasa Dua tahun sampai tiga tahunÂ
Mempunyai niat yang besar dalam hal mengumpulkan kata-kata, mulai banyak bertanya danÂ
bisa menunjukkan ciri dan sebagian anggota tubuh apabila ditanya.Â
 Tiga tahun sampai enam tahunÂ
Berbicara bebas pada dirinya, orang lain bahkan mainannya, berbicara dengan lancer, bermainÂ
dengan kelompok. Anak kadang merasa puas bila bermain sendiri untuk waktu yang lama danÂ
mulai menyenangi kisah seorang/tokoh dalam filmÂ
SIMPULAN DAN SARANÂ
Manusia bertumbuh dan berkembang di dalam lingkungan. Lingkungan ini dapat dibedakan atasÂ
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial memberikan banyak pengaruh terhadapÂ
pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan sosio-psikologi. Manusia sebagaiÂ
makhluk sosial senantiasa berhubungan dengan sesama manusia,Â
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, yaitu keluarga, kematangan statusÂ
sosial pendidikan dan kapasitas mental.Â
Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima, karenaÂ
lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinanÂ
bentuk tingkah laku seharu-hari.Â
Dalam mempelajari artikel ini, sebaiknya para pembaca juga membaca buku atau materi yangÂ
bersangkutan dengan artikel ini, karena artikel ini disajikan secara ringkas untuk memudahkanÂ
pembaca memperoleh inti dari pembahasan yang terdapat di artikel. Selain itu, untuk dapat lebihÂ
memahami apa yang tersaji dalam artikel ini alangkah baiknya bila dibarengi dengan melakukanÂ
penelitian sederhana tentang perkembangan sosial.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H