Mohon tunggu...
Jeff Sinaga
Jeff Sinaga Mohon Tunggu... Guru - Suka menulis, olahraga dan berpikir

pendidik, ju-jitsan, learn to stay humble and live to give good impact. :-) follow twitter: @Jef7naga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Prabowo Bisa Jadi Sahabat Terbaik, Siapa Tau?

17 Oktober 2014   19:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:40 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap sportivitas tidak datang dengan sendirinya. Hal itu dibentuk melalui proses panjang yang memakan waktu untuk mengikis ego dan memetik pembelajaran. Tak lepas dari peran orang lain, yakni rival (pesaing/lawan main) juga merupakan elemen penting dalam menumbuhkan sikap sportivitas.

Sikap sportivitas identik kita jumpai dalam kegiatan olah raga, dimana rival sebenarnya adalah orang yang paling dekat dengan keberhasilan kita. Mengapa tidak, rival membuat kita banyak belajar tentang realita, trik dan tips untuk berhasil, secara otomatis membangun kepribadian menjadi lebih baik (bila optimis). Contohnya seperti yang dapat kita lihat dalam beberapa film seperti Rush, Street Fighter, Megamind, Cars, Naruto dan lainnya.

Para pemain berusaha untuk menjadi yang terbaik dan mengalahkan pesaing-pesaingnya. Seperti pada film Rush, dimana sang Lauda berusaha sangat keras untuk menjadi juara dan mengalahkan Hunt sang idola para fans, begitu sebaliknya. Ada begitu banyak pengorbanan dilakukan untuk mencapai itu semua walau pada akhirnya gagal menjadi the top champion pada film tersebut. Namun pada akhirnya mereka bisa saling memahami meski tampak terlihat cuek, padahal sangat peduli satu dengan yang lain. Mungkin ingin menjaga citra diri sebagai idola yang punya fans masing-masing. Meski pada akhirnya mereka dapat berkomunikasi ringan, saling tanya kabar, saling memberi semangat dan manjadi sahabat meski ditengah panasnya persaingan.

Mungkin mereka sudah saling memahami dan memaklumi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga kedua belah pihak mampu untuk menepis ego saing yang harusnya saling menjatuhkan menjadi saling menyemangati. Hal seperti ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti Jokowi dan Prabowo, dua saingan berat politik yang pada saat ini masih panas diperbincangkan di media.

Kedua idola masing-masing boleh bertemu tadi pagi di kediaman Prabowo. Bahkan Prabowo menyerukan memberikan dukungan sambil meminta (nanti) Jokowi untuk bernyanyi. Kebersamaan dan kedamaian seperti itulah yang sebenarnya diharapkan oleh sebagian masyarakat negeri ini (yang sadar kedamaian). Jadinya, saat sang Jokowi benar-benar memimpin, sang Prabowo mau dan mampu menjadi back up demi yang dikatakannya “mendukung pemerintahan terpilih demi kesatuan NKRI”. Sehingga apapun usaha yang hendak dirancangkan demi perbaikan negeri ini dapat terlaksana dengan maksimal. Mungkin persahabatan yang sedemikian rupa akan mampu menekan ego para pihak lain untuk tetap mengadu domba negara ini.

Bila sesama rival saling bersahabat dan menjalin sahabat baik, maka segalanya jadi tampak mungkin untuk dilakukan. Karena telah menyatu dua kekuatan besar yang mampu memberikan gebrakan baru. Meskipun demikian mungkin tetap saja akan ada pihak lain yang akan kebakaran jenggot dan tetap sesumbar dengan hal itu. Mereka itu bisa dikatakan masih hidup dimasa lalu dan memiliki cita-cita tinggi untuk mengacaukan bangsa ini dengan terbahak-bahak.

Namun bagaimanapun juga, selalu ada harapan untuk sesuatu yang baik. Pun semata-mata demi majunya bangsa dan negara yang kita cintai ini. Siapa tahu dengan persahabatan itu mampu membawa kita menjadi bangsa yang makin disegani oleh bangsa lain, bahkan menjadi negara kuat yang mampu mentransformasikan kesejahteraan bagi masyarakatnya dan berdampak bagi negara. tandanya, photo Jokowi saja sudah di release di majalah Time (sejajar dengan orang-orang penting yang melegenda di dunia) dengan optimis harapan perubahan yang baik. Who knows...? for better Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun