Hingga awal September ini, total kasus Corona Virus Disease (COVID-19) secara global mencapai lebih dari 217,1 juta jiwa dengan tingkat kematian sebesar 2,1% (Mengutip data dari Worldometer, 2021). Penularan COVID-19 sangat mudah terjadi karena virus bertransmisi melalui droplet dari orang yang terinfeksi termasuk menempel pada permukaan benda. Virus Corona dapat bertahan pada berbagai permukaan benda mati dengan ketahanan yang bervariasi. Meskipun vaksin untuk COVID-19 sudah ditemukan, virus masih dapat menyebar melalui permukaan yang terkontaminasi, sehingga biasanya dilakukan upaya sterilisasi untuk proteksi penularan.
Bahan yang umum digunakan sebagai sterilisasi adalah disinfektan, yang secara umum mengandung bahan beracun seperti natrium hipoklorit atau alkohol. Kedua bahan tersebut apabila digunakan secara berkepanjangan dapat menimbulkan efek samping berupa  iritasi pada kulit, mata, sistem pernafasan, dan karsinogenik. Oleh karenanya, diperlukan inovasi sebagai alternatif sterilisasi permukaan benda yang lebih aman dan potensial dalam mencegah penularan COVID-19.
Berawal dari kegelisahan akibat masalah tersebut, tim yang terdiri atas tiga mahasiswa asal Universitas Sebelas Maret berinovasi menciptakan pelapis benda dengan fitur antivirus yang potensial. Mereka adalah Nurani Alawiyah (S1 Kimia), Jeesica Hermayanti Pratama (S1 Kimia), dan Achmad Nurul Yaqin (S1 Kedokteran) yang tercetus memanfaatkan limbah biomassa penghasil selulosa yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan utama pembuatan pelapis. Dengan didampingi oleh Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Si., ide tersebut mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dalam skema hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021.
Pelapis yang berbahan dasar selulosa diberikan bahan tambahan seperti kitosan dan ion perak, sehingga menghasilkan produk pelapis yang dapat diaplikasikan melalui penyemprotan (spray-coating) pada permukaan benda. Produk pelapis ini mereka hasilkan dari eksperimen laboratorium disertai dengan berbagai karakterisasi dan pengujian. Selain itu, mereka mempelajari potensi aplikatif dari pelapis melalui studi komputasinya.
Harapan dari tim masih tetap sama, yaitu dapat membawa hasil penelitian ini hingga ajang final di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) nanti, serta berdampak secara lebih lanjut dalam pengembangan material pelapis guna memberikan proteksi terhadap berbagai virus, tidak hanya terbatas pada COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H