Bisnis dan industri menerapkan strategi ekonomi sirkular dengan mendesain ulang produk agar tahan lama, dapat diperbaiki, dan dapat didaur ulang, serta dengan menerapkan sistem loop tertutup yang memungkinkan pemulihan dan penggunaan kembali material. Industri kehutanan, pulp, dan kertas dapat berbagi energi panas dan listrik dengan pembangkit listrik perkotaan dalam sebuah simbiosis industri, sehingga menghasilkan penghematan emisi gas rumah kaca. Penelitian telah menunjukkan potensi sinergi antara energi, limbah, dan aliran air di industri hutan, pulp, dan kertas, dengan contoh termasuk studi kasus di Finlandia dan potensi manfaat dari taman pembuatan kertas di Tiongkok.
Praktik ekonomi sirkular diintegrasikan ke dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur, konstruksi, pertanian, dan energi, untuk mengurangi dampak lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah dan pembuat kebijakan juga menyadari pentingnya pendekatan ekonomi sirkular dan menerapkan kebijakan dan peraturan yang mendukung untuk memberi insentif dan memfasilitasi transisi menuju ekonomi sirkular. Sebagai contoh, Kawasan eko-industri di Kalundborg, Denmark dan Ostergotland, Swedia adalah sistem yang dikelola sendiri yang mendorong pertukaran aliran material dan pengurangan limbah melalui kolaborasi antara industri dan pemangku kepentingan lainnya. Proyek Ekologi Industri Pelabuhan Rotterdam di Belanda juga merupakan inisiatif dari bawah ke atas yang didorong oleh pelaku industri, pemerintah, akademisi, dan anggota masyarakat untuk mengurangi panas dan limbah CO2.
Perkembangan ilmu Circular Economy (CE) di masa depan akan didorong oleh kemajuan teknologi, digitalisasi, dan inovasi yang terus berkembang. Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) diantisipasi akan memainkan peran kunci dalam mengelola siklus hidup produk dan meningkatkan efisiensi produksi. Adopsi digitalisasi dan platform berbagi diharapkan dapat mempercepat peralihan ke ekonomi yang lebih sirkular, memfasilitasi praktik berbagi barang dan sirkulasi produk.
Peningkatan kesadaran dan edukasi mengenai CE diharapkan akan mendorong pemahaman lebih baik di kalangan konsumen dan pelaku bisnis. Regulasi dan kebijakan yang mendukung praktik CE dianggap esensial untuk mempercepat transisi ini. Kolaborasi erat antara sektor industri, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya diakui sebagai kunci sukses dalam menghadapi tantangan kompleks dalam menerapkan CE.
Sementara itu, perkembangan ekosistem bisnis sirkular, evaluasi dampak sirkularitas, dan pengembangan metrik untuk mengukur kinerja sirkular diharapkan akan terus berkembang, memberikan dukungan bagi perusahaan dan pemerintah dalam menciptakan nilai tambah melalui praktik sirkular yang berkelanjutan. Dengan kombinasi inovasi teknologi dan regulasi yang mendukung, diharapkan transisi ke ekonomi yang lebih sirkular dapat berlangsung lebih lancar dan efektif.
Upaya penelitian dan pengembangan diarahkan pada mengatasi tantangan utama, seperti integrasi penggunaan lahan, penilaian sistem biologis, dan pengembangan alternatif pengganti plastik yang berkelanjutan. Selain itu, CE diperkirakan akan terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan lingkungan, dengan tekad berkelanjutan untuk merumuskan dan meningkatkan konsep serta penerapannya dalam praktek sehari-hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI