Mohon tunggu...
Pradipta Wodha Siwinata
Pradipta Wodha Siwinata Mohon Tunggu... -

Lahir di Kota Kediri,21 April 1997.Menyukai hal-hal yang kaitanya dengan tulisan dan penulis puisi dan novel yang aktif.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Manusia Gugur

28 Januari 2014   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku gugur...

Di tanah rusak parah dengan kebencian tak berarah

Di bulan yang bersinar merekah dengan desahan angin penuh amarah

Di rumput yang terinjak lemah dengan teriakan penuh umpat dan sumpah

Di tempat dimana sang tuhan tiada kuasa untuk menahan penentang perdamaian

Di tempat dimana tiada keheningan yang mampu meredam kalutnya keramaian

Tubuhku lelah, bermandikan darah

Dari musuh yang terbunuh kalah

Menyerangku seperti banjir dari segala arah

Memberiku hadiah sebuah luka parah

Tiada ceramah yang menghentikan mereka berulah

Tiada dosa berbuah yang mereka takuti

Demi memuaskan kematian keji

Yang telah mereka kehendaki

Kami, para manusia yang gugur...

Masih sanggup bangkit dan bertempur

Untuk yang terakhir sebelum pulang ke rumah tamah para leluhur

Dimana kehidupan dan kematian telah melebur

Oh, sungguh...pemandangan yang memilukan

Dimana mayat adalah daratan dan darah sebuah lautan

Dan kami diantaranya, dimana terletak di tempat tanpa kemanusiaan

Tanpa malaikat, tanpa tuhan

Bersama di kesendirian dan kematian serta kebinasaan

Inilah sebuah awal keputusasaan dan penderitaan bagi mereka yang bertahan

Serta akhir umur bagi kami yang gugur

Terkenang dalam sejarah dan pesan ngeri dari dunia bawah

Yang mungkin akan berulang di masa yang akan datang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun