Mohon tunggu...
Muhammad ikhlasulamal
Muhammad ikhlasulamal Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tazkiyatun-nafs sebagai Penyejuk Hati Penenang Jiwa

20 Desember 2022   10:13 Diperbarui: 20 Desember 2022   10:21 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tazkiyatun nafsi berasal dari dua buah kata yaitu Tazkiyatun dan An-Nafs. Kata Tazkiyahdari kata Zaka yang diberi tambahan huruf kaf, sehingga menjadi Zakka-Yuzakki-Tazkiyatan yang berarti menumbuhkan, mengebangkan, memperbaiki, membersihkan, mensucikan dan menjadikannya jadi baik serta bertambah baik.

An-Nafs bisa berarti diri sendiri, seperti pada kalimat "Ja a Huwa Nafsuhu"' artinya dirinya sendiri yang datang, bukan wakil atau siap dan apa-apanya. 

Jadi secara etimologis Tazkiyatun nafs berarti : membersihkan jiwa, memperbaikinya dan menumbuhkannya agar menjadi semakin baik serta mengembangkan potensi baik jiwa manusia.

Terdapat 3 tahapan menyucikan jiwa dalam pandangan Said Hawwa.Jiwa manusia dapat dibagi dalam tiga keadaan, yakni annafs al-muthma'innah, an-nafs al-lawwa mah, dan an-nafs la'ammarat bis su'.Dengan menyadari tiga kondisi nafs itu, menurut Said Hawwa, dalam Tarbiyatuna ar-Ruhiyah, maka perlu adanya penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Menurut Said Hawwa, tazkiyatun nafs pada hakikatnya menjauhkan diri dari kemusyrikan, mengakui keesaan Allah SWT, serta meneladani akhlak Rasulullah SAW tercinta.Ada tiga fase yang mesti dilalui, yaitu tathahhur, tahaqquq, dan takhalluq. Tahap pertama berarti memfokuskan hati dan pikiran hanya kepada Allah SWT. Kuncinya adalah dzikir, baik secara lisan, batin, maupun perbuatan. 

Apa itu An-Nafsul Muthmainnah?

An-Nafs Al-Muthmainnah artinya Jiwa yang Tenang. Inilah jiwa/nafsu yang tenang dan tentram karena senantiasa mengingat Allah.

Lalu apa itu An-Nafsul Lawwamah?


An-Nafs Al-Lawwamah artinya Jiwa yang Suka Mencela. Dalam QS Al-Qiyamah: 2, Allah SWT bersumpah dengan jiwa/nafsu jenis ini: "Dan aku bersumpah dengan an-nafs al-lawwamah."


Jika nafs muthmainnah adalah jiwa/nafsu yang stabil, kokoh, tenang, dan tentram, maka nafs lawwamah adalah jiwa/nafsu yang labil dan goyah, mudah berubah-ubah keadaannya.

Terakhir, apa itu An-Nafsul Ammarah bis Suu'?


An-Nafs Al-Ammarah bis-Suu' artinya Nafsu yang Senantiasa Mengajak kepada Keburukan. Tentang jiwa/nafsu jenis ini, Allah SWT berfirman dalam QS Yusuf: 53: "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya jiwa/nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang."


Ini adalah jiwa/nafsu yang buruk dan tercela, karena ammarah bis suu', senantiasa mengajak kepada keburukan. Tetapi memang inilah sifat dasar dari jiwa/nafsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun