Mohon tunggu...
Muhammad ikhlasulamal
Muhammad ikhlasulamal Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Tunas

2 Oktober 2022   18:46 Diperbarui: 2 Oktober 2022   18:49 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah tunas 

Dikabarkan tentang seorang pemimpin upacara di sekolah bercerita tentang siapa yang ia temui saat jambore nasional 

Rahma luthfiana seorang remaja perempuan berambut pendek dengan tinggi 155cm yang hobi mendaki gunung dengan keahlian nya yang bisa dibilang ahli dalam Pramuka. Dengan sangat lihai jari jemari nya merangkai tongkat tongkat Pramuka yang ia susun menjadi sebuah tiang dengan mengikatkan sebuah tali diujung nya. Terlihat sangat cantik dan independen dengan pakaian nga yang khas dan sedikit lumuran lumpur di kaki dan mukanya meskipun begitu tidak menghilangkan kecantikan dari remaja berambut pendek tersebut.

Cukup memperhatikan remaja tersebut remaja laki laki yang sudah terlalu fokus memandangi nya pun tersadar dan kembali melakukan pekerjaan nya, mengangkat dirigen yang berisikan minyak tanah untuk api unggun nanti malam. 

Tiba saat nya api unggun remaja laki laki bernama Abdul ini mencari cari keseluruh penjuru lapangan yang hanya diterangi api besar di tengah nya memicingkan mata agart terlihat lebih jelas dimana duduknya wanita berambut pendek tersebut. Dan deg, betul saja dicari cukup lama ternyata yang ia cari ada dibelakang nya dengan memberikan sosis untuk dibakar di api unggun tersebut. Sontak terkejut dan Tersadar dalam 5 detik kemudian. '' oh iya terimakasih '' dengan sangat percaya diri Abdul pun menyodorkan tangan kanan nya dan sontak menyebutkan namanya ''abdul'' Karna ia pikir tidak akan ada kesempatan seperti ini lagi pada kemudian hari. 

Dengan tatapan yang sangat tajam wanita itu menatap nya kosong dan memberikan tangan kanan nya membalas perkenalan nya '' Rahma '' 

Rahma meninggalkan Abdul yang masih tercengang akan kejadian tersebut dan kembali memutarkan sosis kepada perserta lain untuk dibakar. Abdul berdiri dan mengambil tas yang berisi sosis yang sudah di tusuk itu dari tangan Rahma dan berkata '' biar aku bantu '' Rahma pun mengelak ''aku bisa sendiri, tidak perlu '' Abdul mengambil kesempatan lagi '' tapi aku ingin membantumu'' diperjelas dengan kata '' aku tidak perlu bantuan mu'' dengan mata melotot dan Rahma pun meninggalkan Abdul mematung dengan sikap ketus Rahma 

Abdul kembali ke tempat duduk nya dan bergumam ''kenapa dia sangat susah didekati'' teman samping Abdul pun berkata ''karena ia ketua penyelenggara perkemahan ini, sudah jelas bahwa tipe nya bukan kamu Abdul '' Abdul pun tercengang dan menyadari tempatnya. 

Tiba esok dihari upacara Abdul dipilih menjadi pemimpin upacara pada hari penutupan jambore, senyuman Abdul pun sangat lah lebar karena Rahma muncul di depan nya sambil menepuk pundak nya sambil berkata '' semangat dan jangan gugup'' senyuman Abdul semakin melebar dan semakin menambah keyakinan dalam hati nya bahwa wanita ini sangatlah memenuhi kriteria wanita idaman nya. 

Upacara berjalan langsung dengan hikmat dan sangat kondusif. Mulailah para peserta membereskan barang barang nya untuk menuju ke bis dan pulang kerumah masing masing. Mengetahui hal itu akan memisahkan antara Rahma dan Abdul dan berkemungkinan besar tidak akan bertemu lagi Abdul langsung mengambil kesempatan dengan berlari kearah bis milik panitia dan masuk dengan tergesa gesa. '' Rahma, mana Rahma??'' sambil matanya menyapu sekeliling tempat duduk dan terlihat lah, dikursi paling terakhir wanita berambut pendek memakai jaket blue jeans dan bercelana pendek diatas lutut sedang menaikkan kali kanan nya berduduk santai. Saat tau namanya dipanggil wanita itu tersenyum dan menjawab ''ada apa abdul'' Abdul berlari kearah nya dan berkata ''boleh aku tau alamat rumah mu?'' sambil menyodorkan kertas bekas brosur dan pulpen yang ia temukan dijalan. Lalu Rahma pun tersenyum dan memberikan alamat rumah nya. ''jangan hanya meminta alamat rumahku tapi kau tidak mengunjunginya '' Rahma mengembalikan pulpen dan kertas yang tadi diberikan Abdul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun