Mohon tunggu...
Jean
Jean Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati Membeli GoPro di Toko Kamera Supermall Karawaci

11 Oktober 2016   20:15 Diperbarui: 12 Oktober 2016   12:17 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1) Distributor/Importir GoPro - tidak semua GoPro di import oleh importir resmi. Jadi berhati-hati, jangan pernah bertanya kepada penjual, "Ini distributor resmi atau tidak", karena jawabnya pasti akan "RESMI!". Kita harus lebih pintar dari mereka dan tahu membedakan mana yang resmi atau tidak. Kecuali jika memang mencari barang dari distributor tidak resmi yang memang harga nya jauh lebih murah ketimbang garansi distributor resmi. 

2) Bahasa bisa di ganti. Saat ini GoPro yang beredar di pasaran berasal dari pabrikan Cina. Tidak lagi ada yang berasal dari pabrik aslinya, yaitu dari German. Baik distributor resmi ataupun yang tidak resmi, semua berasal dari Pabrik Cina. Hal ini sudah umum dan tidak ada masalah, namun yang perlu di ketahui adalah kalau factory language nya dalam Bahasa Cina, Anda bisa menggantinya sendiri dengan melihat panduan cara merubah setting bahasa melalui website resmi GoPro. Jangan sampai tertipu dan harus merogoh kocek extra untuk meminta penjual merubah setting bahasa, atau terlebih lagi jika penjual pakai acara menipu dengan bilang, "menginstall" - apanya yang di install coba?

3) Mungkin Anda akan mengalami hal ini dan mungkin tidak. Sebagian besar penjual bersekongkol untuk hanya menjual barang paket-an, yang artinya Unit GoPro + Tongsis + memory Card + dst + dst (Saya kurang tahu isi paketnya apa saja). Banyak penjual yang tidak mau menjual "unit" saja demi mengejar keuntungan. 

Sekian dari saya. Berhati-hatilah jika ingin membeli barang elektronik. Browsing terlebih dahulu dan ketahui barang yang Anda mau. Jangan sampai termakan omongan penjual dan jangan sampai tertipu oleh penjual yang mengejar keuntungan dengan cara kotor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun