Tari Serimpi adalah tarian klasik dan tradisional dengan pola gerakan yang lembut dan ditarikan dengan 4 penari. Tari Serimpi ini bersifat sakral yang dulunya dilakukan untuk upacara kerajaan atau peringatan kenaikan tahta sultan. Komposisi penari-penari pada tarian Serimpi ini melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia, yaitu  (1) Grama (api), (2) Angin (udara), (3) Toya (air), (4) Bumi (tanah).Â
Tari Reog sudah ada sejak 1920 dan hingga kini terus mengalami perkembangan. Setiap daerah memiliki versi reognya masing-masing, seperti reog topeng ireng yang berkembang di daerah Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Salah satu propoertinya, topeng Singa Barong, bisa mencapai berat 50 kilogram.Â
Slametan
Slametan adalah salah satu upacara adat Jawa ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah dan karunia yang diberikan Tuhan. Istilah Selamatan sendiri berasal dari bahasa arab yakni Salamah yang memiliki arti selamat atau bahagia. Slametan diadakan pada hampir setiap kesempatan yang memiliki arti upacara bagi orang Jawa, seperti kehamilan, perkawinan, kematian, maulid, lebaran, panen, dan lain-lain. Â Tujuan dilakukan adalah mencari tujuan selamat, tidak terganggu kesulitan apapun.Â
TingkebanÂ
Tingkeban adalah upacara yang dilaksanakan ketika kehamilan pertama kali dan usianya sudah 7 bulan. Tingkeban disebut juga mitoni, yang berasal dari kata Pitu yang artinya tujuh.Â
Dalam upacara, wanita yang sedang hamil dimandikan dengan air kembang setaman dengan tujuan untuk memohon kepada Tuhan agar nanti bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat.Â
Tedak sitenÂ
Tedak siten adalah upacara yang dilakukan ketika bayi sudah mulai belajar berjalan. Â Upacara ini memiliki tujuan dasar yakni untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah diberikan nikmat kesehatan dan kesempurnaan fisik pada bayi.
Wayang kulit
Mungkin kita cukup familiar dengan wayang kulit ini, karena budaya ini merupakan kesenian pertama Indonesia yang masuk dalam kategori Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Wayang kulit ini menggabungkan seni peran, seni musik, seni suara, seni lukis, sastra, dan seni pahat. Pada masa ini, wayang masih digunakan sebagai sarana hiburan yang edukatif.