Mungkin kita semua familiar dengan lukisan indah "Mona Lisa", yang dibuat oleh Leonardo Da Vinci. Apakahkalian tahu bahwa kita bisa membuat gambar yang serupa, dengan gaya lukisan Leonardo Da Vinci tetapi dengan diri kita sendiri sebagai modelnya? Gambar-gambar seperti itu, dalam periode abad yang berbeda dapat dilakukan saat ini dengan menggunakan teknologi yang disebut generator gambar oleh AI (Artificial Intellegence)
Generator gambar AI adalah program yang dapat membuat gambar dengan meniru gaya melukis oleh artis terkenal dengan menambahkan model dan parameter seperti "Seorang pria berjalan di bulan saat terjadi badai petir". Contoh lain dari adalah membuat sketsa model terbaru sebuah manusia dengan gaya lukis seniman lain. AI ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, mulai dari cara kerjanya hingga efek yang ditimbulkannya bagi seniman. Disini, saya akan bahas dampak-dampak negatif yang ditimbulkan terhadap seniman
1. Â Mengancam pekerjaan seniman dan membuat mereka menganggur
Hal ini terjadi karena AI dapat membuat lukisan indah sesuai perintah yang diberikan pengguna dengan gaya seniman terkenal dalam hitungan detik. Lukisan yang sama mungkin membutuhkan waktu berhari-hari, atau bahkan berbulan-bulan, atau bertahun-tahun bagi para seniman untuk menyelesaikannya. Ini mungkin merupakan hal yang baik dan positif, tetapi dapat menghilangkan banyak posisi artis dalam pekerjaannya. Daripada mempekerjakan seorang seniman, mereka bisa menggunakan AI untuk melakukan pekerjaannya, karena generator seni AI membutuhkan lebih sedikit uang dan dapat menyelesaikan lukisan dalam waktu lebih cepat.Â
Hal ini akan mengakibatkan banyak seniman kehilangan pekerjaan karena pekerjaannya diambil alih oleh AI art generator. Seniman tidak akan mendapatkan klien sementara sebagian besar seniman yang bekerja di perusahaan akan diberhentikan. Seniman, desainer, dan ilustrator telah angkat bicara di Twitter (atau dikenal juga sebagai X), mempertanyakan etika generator ini, dan takut akan kemungkinan dampak teknologi baru ini terhadap mata pencaharian mereka, serta bagaimana orang lain akan menghargai karya mereka.
2. Melakukan plagiarisme
AI dapat membuat lukisan hanya dengan memberikan  tertentu dengan gaya seniman yang dipilih. Artinya, plagiarisme berpeluang besar terjadi karena pengguna secara menggunakan suatu gaya lukis dan mengklaim bahwa lukisan tersebut dibuat oleh mereka, yang seharusnya memberikan kredit kepada seniman aslinya.Â
Beberapa AI juga menggunakan gambar lain sebagai sampel gambarnya. Seniman digital RJ Palmer telah memposting perbandingan karya seni asli dan versi seni AI-nya dan menunjukkan banyak kesamaan di antara keduanya. Hal ini dapat mengakibatkan seniman AI mengklaim bahwa itu adalah karya dan gambarnya, padahal kenyataannya termasuk plagiarisme dari gambar lain. Dan seperti yang kita tahu, plagiarisme tidak bisa ditoleransi saat ini.
3. Membuat kita malas dan menurunkan fungsi otak
AI dapat membuat lukisan dalam hitungan detik, sehingga orang tidak perlu berpikir atau bertindak keras untuk membuat lukisan. Hal ini akan mengakibatkan kita menggunakan otak lebih sedikit dari biasanya, karena kita tidak perlu melakukan tugas yang membosankan dan berulang-ulang saat menggunakan generator seni AI. Hal ini mungkin memberikan penurunan fungsi otak dan menurunkan kinerja otak dalam jangka waktu lama. Ini tidak hanya berdampak pada artis, tapi juga generasi penerusnya.
Inilah alasan mengapa generator gambar oleh AI kurang baik. Sebagai manusia, kita boleh pastinya menggunakan ini sebagai bagian dari perkembangan teknologi. Namun bukan berarti kita akan bergantung sepenuhnya terhadap teknologi yang malah bisa merugikan orang lain. Bagaimana kita menggunakannya dan apakah tujuan untuk dilakukan, sangatlah bergantung pada kita sebagai pengguna teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H