Hasil panen bayam hijau hidroponik (dok. pribadi)
Rutinitas yang monoton sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat perkotaan. Hiburan menjadi suatu kebutuhan yang penting untuk mengatasi kebosanan rutinitas. Banyak orang yang menjadikan kegiatan bercocok tanam menjadi hiburan sekaligus hobi. Mereka memilih kegiatan tersebut agar lebih dekat dengan alam. Bercocok tanam dapat menjadi hobi yang menghasilkan banyak sekali keuntungan, misalnya bercocok tanam sayuran yang dapat dikonsumsi sendiri atau dapat dijual. Siapa yang tidak mau tersedia berbagai jenis sayuran di pekarangan rumah?
Hidroponik merupakan salah satu cara bercocok tanam yang semakin populer. Hidroponik berasal dari kata hydro yang artinya air dan ponos yang artinya daya sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai usaha memberdayakan air. Hidroponik secara sederhana lebih dikenal sebagai cara bercocok tanam tanpa media tanah. Media tanah yang biasa digunakan dapat diganti dengan media lain, di antaranya adalah pasir, arang sekam,rockwool, kerikil, dan air. Banyak orang tertarik dan memilih bercocok tanam dengan hidroponik karena beberapa keunggulan dari teknik ini, yaitu media tanam yang digunakan bukan tanah sehingga keadaan sayuran lebih bersih, tidak menggunakan pestisida, lebih mudah memberi komposisi nutrisi atau makanan bagi sayuran yang tepat, dan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan sayuran yang ditanam di media tanah. Bayam hijau hasil produksi hidroponik dijual dengan harga lebih dari Rp10.000,00/250 g di pasar-pasar swalayan
Dua jenis sistem yang sering digunakan dalam hidroponik adalah aeroponik danNutrient Film Technique (NFT) atau Teknik Lapisan Tipis Nutrisi. Masing-masing sistem memiliki kelebihan dan kekurangan serta digunakan sesuai dengan jenis sayuran yang ingin ditanam. Aeroponik adalah sistem dengan kerumitan yang cukup tinggi karena memerlukan sistem pompa yang dapat menyemprotkan air berisi nutrisi dalam bentuk kabut sehingga lebih cocok digunakan dalam penelitian dan produksi komersial khusus. Akar dari tanaman sayur menggantung di udara dan diembuni dengan larutan nutrisi. NFT dapat dikatakan sebagai sistem yang paling produktif karena prinsipnya mudah, peralatan yang digunakan cukup sederhana, serta biaya produksi yang rendah karena tidak ada medium yang perlu diganti. NFT masih tetap memiliki kekurangan, yaitu kegagalan pompa dan aliran listrik akan mengakibatkan aliran nutrisi terganggu.
Tanaman bayam hijau merupakan jenis sayuran yang umum dibudidayakan dengan hidroponik. Salah satu alasannya adalah konsumsi bayam di Indonesia semakin meningkat, sedangkan produksi bayam oleh petani masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat karena keterbatasan lahan. Hidroponik merupakan alternatif cara untuk mengatasi masalah tersebut karena tidak memerlukan lahan khusus yang luas dan waktu produksi bayam menjadi lebih cepat. Bayam hijau paling cocok dibudidayakan dengan sistem NFT berdasarkan pengalaman praktik lapangan di salah satu PT di Bogor yang bergerak dalam produksi sayuran secara hidroponik. Hasil produksi bayam hijau dengan sistem NFT jauh lebih baik daripada bayam hijau yang dibudidaya dengan sistem aeroponik, seperti batang bayam lebih tinggi, diameter bayam lebih besar, dan daun lebih lebar. Hal ini disebabkan oleh penyerapan nutrisi dan ketersediaan nutrisi yang baik dan berlangsung terus menerus.
Bercocok tanam sayuran dengan hidroponik dapat dilakukan dalam skala kecil atau rumahan dan skala industri. Usaha hidroponik skala rumahan dapat dicoba oleh para pemula dan hasilnya dapat dikonsumsi sendiri. Kit hidroponik atau perangkat hidroponik dapat digunakan untuk memulai bercocok tanam sayuran. Kit hidroponik terbuat dari susunan paralon berbagai ukuran beserta sistem pompa yang dapat dibuat sendiri atau dibeli di tempat produksi sayuran hidroponik. Biji dari sayuran yang akan ditanam dan nutrisi atau pupuk dapat dibeli di toko-toko pertanian. Proses produksi ini dapat diawali dengan penyemaian biji di media tanam, pemberian nutrisi secara teratur, pembesaran bibit, pemeliharaan tanaman sayur, dan pemanenan. Bayam hijau memerlukan waktu kurang lebih 23 hari dari penyemaian biji hingga panen.
Nah, Siapa Yang Tertarik Untuk Mulai Bercocok Tanam Secara Hidroponik? Marilah Kita Mulai Bertanam Sayuran Secara Hidroponik Di Pekarangan Rumah Dan Mengonsumsi Sayuran Yang Kita Tanam Sendiri. Selamat Berhidroponik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H