Mohon tunggu...
Clarissa Jessica
Clarissa Jessica Mohon Tunggu... Lainnya - since '03

disturb the universe with tainted words.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagaimana Jika Kearifan Lokal Ditelan Arus Globalisasi Sepenuhnya?

18 Februari 2021   11:48 Diperbarui: 18 Februari 2021   12:33 10892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kearifan Lokal (Dokumentasi Pribadi)

Singkatnya, apabila kearifan lokal ditelan arus globalisasi sepenuhnya akan timbul ketidakseimbangan kondisi sosial dan alam secara keseluruhan. 

Masyarakat akan mengalami kehancuran yang berakar dari pengaruh modernisasi seperti kurangnya rasa toleransi, sikap individualisme, perpecahan antarsesama dan terkikisnya bentang alam karena eksploitasi baik oleh masyarakat lokal maupun negara asing. Semua ini menjadi tantangan kearifan lokal dalam memperjuangkan keberadaannya sebagai kaidah dan prinsip masyarakat.

Kearifan lokal tidak dapat lepas dari komunitas di sekitarnya. Karena itu pula, pola pelestarian kearifan lokal berpusat pada pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas yang mengikatnya. Menurut Wilkinson (Sadri, 2009) pemberdayaan oleh komunitas adalah upaya yang sengaja dikembangkan oleh para anggota sebuah komunitas itu sendiri, dimana mereka merumuskan masalah, menyusun rencana dan menentukan arah perubahan menurut keyakinan serta persepsi mereka sendiri, dan perubahan itu diyakini sebagai perbaikan sebagaimana layaknya membangun sebuah bangunan, maka upaya memperbaiki bangunan tersebut berfokus pada perbaikan dan pengokohan struktur penopang komunitas terkait.

Di era yang semakin berkembang ini, dengan didukung oleh arus globalisasi strategi pemberdayaan komunitas yang berbasis pada kearifan lokal menekankan usaha-usaha untuk memperkuat nilai-nilai kebudayaan yang telah diturunkan sejak lama oleh nenek moyang bangsa. Siapa saja aktor yang bertanggungjawab dalam komunitas tersebut? 

Aktor tersebut adalah pemerintah, swasta dan masyarakat luas sebagai pemberi fasilitas dana, jaminan, alat, teknologi, manajemen dan edukasi. Bentuk-bentuk output dari peran aktor tersebut berbeda-beda. Pemerintah mengeluarkan kebijakan, swasta memberikan konsultasi dan investasi, sedangkan masyarakat luas akan mengkritisi, menyarankan dan mendukung aktivitas yang disediakan pemerintah dan swasta.

Dengan aktor-aktor pemberdaya tersebut, bagaimana strategi yang harus diterapkan agar kearifan lokal tidak tertelan arus globalisasi baik dari sekarang dan masa depan? Menurut Sunyoto Usman (Cholisin, 2011) terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan masyarakat, yaitu pertama menciptakan iklim atau suasana yang berpotensi mengembangkan masyarakat (enabling), yang berfokus untuk mengenalkan masyarakat bahwa setiap anggota komunitas memiliki kemampuan dan peran tersendiri untuk berkembang.

Kedua, memperkuat potensi atau daya masyarakat dalam komunitas yang bersangkutan (empowering) dalam memberi pendidikan, kesehatan dan kesempatan lebih untuk memperoleh sumber kemajuan ekonomi. Semua itu dilakukan sejalan dengan dorongan atau motivasi untuk berpartisipasi dalam pemberdayaan. Terakhir adalah untuk melindungi (protecting) atau mencegah terjadinya eksploitasi terhadap yang lemah, dan antisipasi terhadap ketidakseimbangan.

Strategi ini sangat penting untuk dilakukan karena masyarakat perlu kesadaran untuk melakukan pembangunan yang tepat bagi bangsa dan negara, apalagi dengan kondisi globalisasi yang sekarang ini semakin meluas ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Masyarakat yang menjadi generasi pemegang masa depan bangsa dapat memakai kearifan lokal sebagai penyokong untuk membangun segala bidang-bidang yang mencakup kemajuan bangsa.

Strategi pemberdayaan ini, dengan mengedepankan fokus pada kearifan lokal dan nilai-nilainya adalah bentuk kontribusi atau partisipasi segala aktor komunitas masyarakat yang ingin membawa Indonesia ke arah yang modern, dengan tetap memiliki ciri khas budaya yang autentik dan orisinal. Masyarakat bahkan dapat merasakan bahwa dengan memelihara dan melestarikan kearifan lokal, aspek pendukung pembangunan akan terlihat lebih familiar karena lebih mudah diterima dan sudah mengenalnya terlebih dulu.

Landasan kearifan lokal adalah suatu komponen penting yang membentuk jati diri bangsa, maka jangan sampai nilai-nilai tersebut lenyap oleh perubahan yang membawa masyarakat ke arah kehancuran yang fatal. 

Dari sekarang ini, mari kita senantiasa menghargai, mengapresiasi dan menjaga kearifan lokal yang merupakan bagian dari diri kita sendiri. Sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya, bukankah seharusnya kita bangga bila pada akhirnya kita maju tanpa meninggalkan kearifan lokal bangsa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun