Mohon tunggu...
Clarissa Jessica
Clarissa Jessica Mohon Tunggu... Lainnya - since '03

disturb the universe with tainted words.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagaimana Jika Kearifan Lokal Ditelan Arus Globalisasi Sepenuhnya?

18 Februari 2021   11:48 Diperbarui: 18 Februari 2021   12:33 10892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri, sekarang ini kearifan lokal semakin turun pamornya diantara masyarakat luas. Salah satu faktor penyebabnya adalah arus globalisasi yang semakin gencar memperluas cakupannya. Pertanyaannya, mengapa kita perlu membahas kearifan lokal di era yang sudah serba-instan ini? Dan apa yang akan terjadi bila komunitas tidak segera memberdayakan kearifan lokal itu?

Kearifan lokal sendiri ialah jati diri suatu masyarakat yang saling melekat dengan kebudayaan asli dan telah diturunkan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu local yang artinya 'lokal' atau 'setempat', dan wisdom  yang artinya 'kebijaksanaan'. Kearifan lokal juga berarti kemampuan masyarakat dalam mengadaptasi, mengadopsi dan mentransformasikan budaya yang asalnya dari luar atau dalam negeri untuk menciptakan suatu kebudayaan yang beragam dan mampu menjadi pedoman yang menjunjung nilai luhur, karakter dan etika dengan bijaksana.

Nilai-nilai yang terkandung dalam hakikat kearifan lokal bukan hanya mewujudkan suatu pengaruh dan dampak yang konkret, tetapi juga secara moral dan hukum akan batas-batas norma pada wilayah tertentu. Umumnya, kearifan lokal dianggap masyarakat sebagai persepsi, pengetahuan, kebiasaan dan kepercayaan yang sifatnya cenderung subjektif. Namun, secara keseluruhan, kearifan lokal mengacu kepada pembaharuan perilaku masyarakat yang positif dan tertata, mencerminkan adat istiadat di daerah yang lebih spesifik.

Jenis-jenis kearifan lokal sendiri berbeda-beda. Ada yang berkaitan dengan kemasyarakatan yang mengatur kondisi sosial, disebut dengan tata kelola. Ada yang mengembangkan nilai masyarakat dan etikanya, disebut dengan nilai-nilai adat. Ada yang menuntun masyarakat dalam melakukan suatu tahap aktivitas, disebut dengan prosedur. Dan ada yang mengatur pemilihan tempat dan ruang untuk masyarakat.

Bentuk-bentuk kearifan lokal dibagi menjadi dua, yaitu yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Wujud kearifan lokal yang nyata ada yang tekstual, tertuang dalam kitab-kitab kuno atau primbon. Juga bangunan-bangunan peninggalan tradisional, serta benda-benda karya seni yang menjadi lambang kearifan lokal. Terdapat pula wujud yang tidak nyata, seperti petuah dalam rupa pantun, syair, cerita rakyat, dan lain sebagainya.

Kesadaran akan pentingnya kearifan lokal mula-mula berlangsung pada tahun 1998, pasca jatuhnya rezim Orde Baru milik Presiden Soeharto. Seberapa pentingkah kearifan lokal ini bagi masyarakat, khususnya dalam jaman yang semakin berkembang? Jawaban atas pertanyaan itu cukup bervariasi. Kearifan lokal yang dipegang masyarakat itu bagaikan senjata yang dapat membantu masyarakat melawan berbagai pengaruh buruk dan memperbaiki dampak-dampak yang dibawa arus perkembangan jaman.

Walaupun dianggap kuno ataupun primitif, kearifan lokal dalam hakikatnya menjadi daya tahan suatu masyarakat untuk merealisasikan praktik yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. 

Pentingnya kearifan lokal itu bagi masyarakat karena dapat menjadi suatu tumpuan bangsa dalam memajukan peradaban. Seperti namanya sendiri, kearifan lokal menjadi filosofi masyarakat dalam bertingkah laku terhadap diri sendiri maupun orang lain, dan apabila kearifan lokal itu hilang atau tergantikan, tentunya masyarakat akan mengalami perubahan yang sangat signifikan.

Hilangnya kearifan lokal merupakan kondisi yang kritis bagi bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya. Hal ini juga berarti budaya masyarakat itu sendiri telah dilupakan atau ditinggalkan oleh masyarakat. Perubahan-perubahan yang akan dialami oleh masyarakat sepeninggal budaya aslinya tidak selalu berujung baik. Banyak dari wujud perubahan itu mengarahkan masyarakat ke jalan yang sesat dan tidak sesuai dengan nilai karakter bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun