Mohon tunggu...
Clarissa Jessica
Clarissa Jessica Mohon Tunggu... Lainnya - since '03

disturb the universe with tainted words.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesultanan Ternate, Sebuah Bandar Sejarah di Kawasan Timur Nusantara

4 September 2019   21:14 Diperbarui: 5 September 2019   18:50 2456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kesultanan Ternate (republika.co.id)

    Masjid ini dibangun oleh sultan ke-24 Ternate yaiktu Sultan Hamzah. Bangunan ini memiliki atap yang bersusun tujuh, dengan luas masjid 22.40 x 39.30 meter dan tinggi seluruh bangunan 21.74 meter. Agar kokoh, bangunan ini memiliki empat pilar utama dan dua belas pilar penyokong. Di sekeliling bangunan masjid terdapat pagar tembok dengan pintu gapura yang memiliki dua atap yang berfungsi sebagai menara adzan. Masjid ini berada di komplek yang sama dengan Keraton atau Istana Kesultanan Ternate. 

Alquran Tulisan Raja (republika.co.id)
Alquran Tulisan Raja (republika.co.id)

3. Koleksi Kebanggaan

    Diantara peninggalan sejarah Kesultanan Ternate yang utama, terdapat pula koleksi-koleksi yang disimpan di Museum Kesultanan Ternate. Beberapa peninggalan tersebut adalah Alquran tulisan tangan raja, ruang berdoa, bendera atau panji-panji dengan ayat-ayat Alquran, singgasana raja, tongkat kebesaran pedang, dan peralatan militer seperti pakaian perang, tombak, senapan, dan sebagainya.

Walaupun kesultanan ini telah diperjuangkan selama bertahun-tahun lamanya oleh masyarakat Maluku dan sekitarnya. Tidak terelakkan bahwa keruntuhan turut menjadi penghujung Kesultanan Ternate. Dalam usianya yang memasuki kurang lebih 750 tahun, Kesultanan Ternate masih tetap bertahan sebagai simbol budaya sekaligus penanda kerja keras rakyat untuk mempertahankan Nusantara dari penjajahan. Karena itulah sebagai bangsa Indonesia, kita harus menjaganya agar tidak direbut oleh bangsa lain. Pertempuran yang dialami rakyat agar Indonesia dapat menjadi selayaknya sekarang tidaklah mudah dan kita harus menyadari bahwa sekarangpun kita sedang berperang agar warisan-warisan tersebut tidak dilupakan atau hilang ataupun diklaim oleh negara lain.

Sebagai rakyat yang nasionalis, ada baiknya kita pun turut mengambil bagian dalam memperjuangkan hak-hak negara akan dunia. Dengan begitu, kita otomatis telah menghargai sekaligus mengapresiasi pergumulan rakyat Indonesia yang telah membawa Indonesia sampai masa kini. Kita sebagai generasi penerus bangsa, harus mementingkan serta memajukan negara kita agar dapat bersaing dengan negara lain, dan bangkit dari keterpurukan. Tugas sebagai pejuang bangsa tidaklah mudah, namun dengan kegigihan dan semangat solidaritas bangsa, tidak ada yang mustahil. 

Sekian, terimakasih :)

Referensi website :

id.wikipedia.org

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/08/05/obfbxg313-3-peninggalan-kesultanan-ternate 

https://tirto.id/sejarah-kesultanan-ternate-kerajaan-islam-tertua-di-maluku-utara-edUX 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun