Mohon tunggu...
Jayanti Cipta
Jayanti Cipta Mohon Tunggu... -

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money

Follower atau Inovator?

10 Februari 2014   16:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam dunia bisnis dikenal istilah follower atau pengikut sebuah inovasi produk dan innovator, yaitu yang menemukan sebuah produk baru atau membuat produk yang belum pernah ada di pasaran. Follower atau innovator? Sebuah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh pebisnis. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem ini. Bagi seorang yang puas dengan pengembangan, maka menjadi innovator adalah pilihan karena dengan menginovasi produk, dirinya menjadi merasa mantap dan percaya diri. Selain itu seorang innovator akan dapat menjadi sangat popular dan dipuja karena dianggap hebat. Namun terdapat kelemahan seorang innovator, yaitu selain harus mencari formula untuk menciptakan inovasinya, juga perlu melakukan edukasi pasar terkait dengan produk barunya. Boleh dikatakan seorang innovator perlu siap dengan produk yang tidak diterima pasar. Adapun seorang follower memang tidak memiliki sebuah kehebatan secara branding sebagaimana seorang innovator. Peniru ini akan mengikuti jejak innovator didalam menjual produknya, bahkan sampai dengan detail dan cara menjualnya juga diikuti. Meskipun demikian, seorang follower terkdang justru mampu meraup sukses melebihi penginovasi karena masyarakat sudah menerima prouk dari pendahulunya dan selanjutnya ketika follower masuk, pembeli tinggal menentukan produk mana yang akan digunakan. Lalu sebaiknya menjadi follower atau innovator? Semua tergantung kepada sifat seorang pebisnis. Seorang pebisnis yang suka akan tantangan menciptakan produk baru tentu saja lebih memilih menjadi innovator jika dibandingkan dengan menjadi follower. Dirinya lebih mantap dengan adanya kemampuan menciptakan produk baru tersebut. Sementara sebagai seorang follower, bagi pebisnis pencipta ini tidak memberikan adanya tantangan. Berbeda lagi bagi seorang yang tidak terlalu suka dengan idealisme, namun lebih suka dengan mengikuti trend pasar, maka menjadi seorang innovator produk terlalu dianggap sulit. Apalagi dengan menjadi pengikut, tidak sulit meraup rupiah, tentu saja pebisnis tipe ini akan lebih senang menjadi pengikut atau follower dan tinggal menentukan bagaimana tehnik meraup konsumen dan menarik konsumen loyal pelanggan produk inovasi untuk kemudian mau beralih menjadi konumen produk pengikut. Nah, untuk menentukan pilihan akan menjadi follower atau inovator, semua tergantung dari pribadi dan kemantapan serta pilihan masing-masing pebisnis. Semoga bermanfaat! Sumber: http://www.totalgiftsindonesia.com/index.php/artikel

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun