Mohon tunggu...
M AlifAdhitya
M AlifAdhitya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama Saya M Alif Adhitya , Palembang saya seorang Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Geopolitik dan Implikasi Regional dari Perang Rusia-Ukraina

7 Desember 2024   14:20 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:33 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara-negara, terutama di Afrika dan Timur Tengah, yang sangat bergantung pada impor gandum dari Ukraina dan Rusia, menanggung beban gangguan ini. Kekurangan pangan, kenaikan harga, dan kerentanan yang sudah ada sebelumnya telah mendorong jutaan orang mendekati kelaparan. Dengan cara yang sama, lonjakan harga energi dunia yang tiba-tiba telah memicu tekanan inflasi baik di negara maju maupun berkembang.

Negara-negara Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi yang luas terhadap Rusia, yang menargetkan sektor energi, keuangan, dan perdagangannya. Meskipun pembatasan tersebut tidak diragukan lagi telah sangat merugikan ekonomi Rusia, hal ini telah menyebabkan krisis energi di seluruh dunia. Eropa, yang sangat bergantung pada gas Rusia, telah terkena dampak terburuk. Upaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia telah mempercepat pencarian pemasok alternatif dan adopsi sumber energi terbarukan. Pergeseran ke arah energi yang lebih bersih ini diperlukan tetapi membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar; dengan demikian, banyak negara Eropa tetap dalam kondisi rentan untuk waktu dekat.

Negara-negara tersebut telah menanggapi dengan mencoba mengurangi konsekuensi berbahaya dari sanksi tersebut dengan memperkuat hubungan ekonominya, khususnya dengan Tiongkok dan India. Tren pergeseran ini menunjukkan polarisasi progresif perdagangan internasional dan hubungan ekonomi antara ekonomi berorientasi Barat dan non-Barat.

Implikasi Keamanan Global

Perang Ukraina dan Rusia telah menunjukkan cacat dalam struktur keamanan internasional saat ini. Faktanya, invasi Rusia ke Ukraina merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip kedaulatan dan integritas teritorial yang mengakar dalam hukum internasional. Hal ini tidak hanya mengancam tatanan internasional pasca-Perang Dunia II tetapi juga telah menjadi preseden yang sangat berbahaya yang dapat digunakan dalam kemungkinan konflik lainnya.

Bantuan militer ke Ukraina dan sanksi terhadap Rusia merupakan salah satu aspek respons Barat sebagai bagian dari kebijakan penahanan dengan tujuan untuk menghentikan agresi Rusia. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjanjikan miliaran dolar untuk dukungan militer ke Ukraina, termasuk persenjataan canggih dan dukungan intelijen. Bagaimanapun, bantuan militer, sambil membangun sikap Ukraina, hanya mengisyaratkan peningkatan risiko dan potensi konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.

Sementara itu, konflik tersebut menunjukkan batasan tertentu mengenai lembaga global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Karena posisi Rusia yang memiliki hak veto, Dewan Keamanan PBB tidak mampu berbuat lebih dari sekadar kata-kata. Ketidakmampuannya untuk mengambil tanggapan tegas terhadap krisis yang serius seperti itu telah menghidupkan kembali seruan reformis untuk membuat PBB lebih efektif dalam mengatasi tantangan keamanan kontemporer.

Peran Negara-negara Besar

Konflik di Ukraina dan Rusia telah melibatkan lebih banyak kekuatan global utama, yang masing-masing memajukan kepentingan strategis. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa telah mengambil sikap tegas atas nama Ukraina melalui cara-cara militer, keuangan, dan kemanusiaan. Setiap tindakan mereka menyiratkan komitmen yang lebih besar terhadap prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas teritorial sambil melawan pengaruh Rusia.

Namun, posisi Tiongkok tidak begitu jelas. Sementara Beijing secara resmi mengkhotbahkan ajaran perdamaian dan dialog, Tiongkok telah mempererat hubungan ekonomi dengan Moskow, khususnya di bidang energi. Poros ini telah membantu Rusia melawan konsekuensi ekonomi dari sanksi Barat dan menggarisbawahi peningkatan persetujuan antara Tiongkok dan Rusia dalam tantangan mereka terhadap struktur tata kelola dunia yang didominasi Barat.

Ini adalah kesulitan geopolitik bagi banyak negara berkembang. Sebagian besar negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin bergantung pada pasokan energi dan komoditas Rusia, dan telah mempertahankan netralitas. Menyeimbangkan hubungan dengan Rusia dan Barat telah menjadi perjalanan akrobatik di atas tali yang ketat dalam tantangan yang lebih luas ini untuk menapaki tatanan global yang semakin terpolarisasi. Konsekuensi Sosial dan Kemanusiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun