Mohon tunggu...
Julius Caesar
Julius Caesar Mohon Tunggu... -

Pemerhati Politik, Olahraga & Lingkungan. A Retired Banker from the biggest Bank in Indonesia who's now spending the most quality time with beloved family.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Semak Duri Menjadi Raja

30 Mei 2014   15:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disinilah yang menjadi sangat penting bagi kita utntuk menyikapi semuanya, sehingga siapapun yang pada akhirnya diposisikan pada posisi tersebut, adalah merupakan hasil dari sebuah proses panjang yang penuh dengan rasa tanggung jawab.


Bila perlu pada saat kampanye secara resmi dimulai, masyarakat harus diberi pencerahan, bahwa pilihan untuk tidak memilih alias Golput, bukanlah pilihan yang bertanggung jawab, bahkan bisa dikatakan bahwa itu merupakan pilihan melarikan diri dari tanggung jawab.

Pada era demokrasi seperti sekarang ini, para pemimpin maupun politisi kita sudah sepantasnya memberikan contoh contoh yang baik dan benar, yang dapat dijadikan sebagai pendidikan politik bagi rakyat. Karena kesempatan seperti inilah yang diharapkan bisa digunakan untuk belajar, sambil menyatakan aspirasi politik bagi setiap anggota masyarakat secara bertanggung jawab.

Rasanya sudah waktunya agar kita tidak mempunyai pilihan lain, yakni untuk tidak menggunakan hak pilih kita, bila saja tidak adanya praktek-praktek kecurangan yang mendominasi, maupun gaya politik yang hanya mengutamakan kepentingan kelompok maupun golongan tertentu.


Tanpa disadari, hal hal semacam ini dapat mengurangi semangat nasionalisme kita, yang pada akhirnya bisa berujung pada Golput alias tidak menggunakan hak pilih kita. Pelaksanaan demokrasi kita yang didominasi oleh banyaknya penyimpangan, setidak tidaknya terdapat dua hal yang sangat menonjol yakni:

1.Adanya ketidak puasan dengan pelaksanaannya.

2.Adanya kepentingan kepentingan tersembunyi dibalik semua itu.

Sementara disisi lain, negeri ini sedang dilanda suatu budaya baru yang tidak kalah bahayanya dengan terorisme, yakni yang namanya Korupsi. Sudah menjadi rahasia umum, dimana semenjak era reformasi digulirkan, korupsi tumbuh dengan begitu suburnya dan seakan-akan sampai dengan saat ini belum ditemukannya cara cara yang tepat untuk memberantasnya. Kondisi ini jugalah yang membuat semakin banyak orang tergoda untuk melakukannya, mumpung hukuman yang ditimpakan masih tergolong ringan. Hal ini mendorong orang untuk terus melakukan korupsi, bahkan akhir-akhir ini terlihat dilakukan secara berkelompok atau beramai ramai.


Disamping itu pula seringkali dapat terlihat dengan jelas dimana para pemimpin ataupun calon pemimpin kita tidak pernah merasa bersalah, ketika mereka melakukan suatu pelanggaran. Mereka sama sekali tidak pernah merasa risih, bersalah, ataupun merasa malu, walaupun mereka menyadari bahwa mereka menjadi pusat perhatian, tontonan bahkan menjadi panutan masyarakat.

Dengan memperhatikan semua ini, maka pilihan untuk menjadi Golput bukanlah hanya menjadi pilihan yang tidak pertanggung jawab, tetapi akan membuat kita semakin menjauh dalam keterlibatan serta perhatian kita kepada negeri ini. Kita akan menjadi tidak berarti apa apa, tidak berarti bagi siapa siapa, bahkan keberadaan kita menjadi tidak jelas.

Karena itu, gunakanlah hak pilih kita, tentukanlah sikap kita dan telitilah terhadap pilihan yang ada.
Gunakanlah hati nurani kita dengan baik dan percayalah bahwa pilihan kita turut menentukan kehidupan bangsa kita kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun