Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tulisan Tak Bernyawa

31 Oktober 2021   17:39 Diperbarui: 1 November 2021   20:58 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis | Sumber : pexels.com

Ketika sebuah narasi hanya menjadi sebuah basa-basi

Pelajaran pertama yang diterima oleh setiap orang saat masuk sekolah adalah pelajaran baca-tulis. Pelajaran mendasar yang menjadi titik awal untuk kemudian memahami setiap simbol tanda baca dan aksara yang ada sehingga akhirnya berkembang ke setiap jenjang pendidikan selanjutnya. 

Membaca dan menulis sebagai bagian literasi dari sebuah proses edukasi yang wajib dilalui dan sejatinya adalah berkelanjutan sampai manusia mati.

Proses belajar-mengajar tanpa kegiatan membaca dan menulis adalah sesuatu yang mustahil. Banyak membaca dan kemudian mampu berbagi lewat tulisan. Sulit diterima dengan akal sehat bila aktivitas menulis tanpa modal membaca. 

Membaca berguna bagi diri sendiri, dan menulis adalah sebuah kepedulian untuk berbagi. Pada titik inilah, seseorang akan bergeser dari seorang pembelajar menjadi seorang pengajar.

 Ya, menulis menurut saya adalah sebuah tingkat tertinggi dari kompetensi dan juga kepedulian untuk selalu berbagi.

Ilustrasi Menulis | Sumber : pexels.com
Ilustrasi Menulis | Sumber : pexels.com
Bagi para anak milenial, menulis di era ini adalah suatu kemudahan karena difasilitasi oleh kemajuan teknologi. Menulis atau tepatnya memposting status pada medsos tentang kegalauan hati lewat mengupdate status sudah menjadi tren bagi setiap orang. 

Dengan begitu, banyak media sosial sebagai tempat mencurahkan ekspresi maupun inspirasi sebenarnya adalah sesuatu kegiatan positip dari kemajuan zaman. Setidaknya keberanian dalam berekspresi lewat sebuah postingan status.

Berangkat dari penjelasan di atas, pertanyaan berikutnya adalah mengapa perlu menulis dan apa sih sebenarnya tulisan itu? 

Menurut saya ada 3 hal terkait kegiatan menulis dengan buah karya sebuah tulisan.

Tulisan adalah pesan atau informasi 

Lewat membaca ataupun berdasarkan pengalaman yang dilalui oleh setiap orang akan terkumpul database informasi untuk dibagikan kepada orang lain. Tidak berhenti pada dirinya sendiri namun berbagi informasi yang bermanfaat. Menulis adalah mentransfer ide/gagasan/pesan atau buah pemikiran diri sendiri atau dari orang lain.

Ilustrasi Posting | Sumber : istockphoto.com
Ilustrasi Posting | Sumber : istockphoto.com
Lewat tulisan ("postingan") akan memberikan informasi kepada setiap pembaca. Informasi tentang si penulis atau sekadar menyampaikan ulang informasi dari sumber lain kepada orang banyak. 

Ada pula informasi awal kemudian diolah dan dianalisa oleh seorang penulis, dan kemudian menjadi informasi baru. Dalam hal ini tulisan yang dibagikan telah menjadi informasi yang berbeda bahkan menjadi opini atau ide yang baru.

Tulisan adalah prasasti

Keterbatasan manusia seiring dengan faktor usia diperlukan media tambahan untuk sekadar menjadi pengingat atau menaruh catatan terhadap apa yang akan disampaikannya kepada orang lain. 

Dengan menulis, maka apa yang ada pada benak pemikiran seseorang akan terekam layaknya sebuah prasasti. Prasasti atau dokumen bersejarah yang kemudian bisa dibaca, dipelajari juga dimanfaatkan buat orang lain. 

Apalagi saat ini, jejak digital terhadap seseorang akan tercatat pada sistem informasi yang terintegrasi dengan data pribadi orang tersebut.

Ilustrasi Jejak Digital | Sumber : sorogan.id
Ilustrasi Jejak Digital | Sumber : sorogan.id
Tulisan mampu mendeskripsikan jati diri seseorang bahkan dapat menjadi rekam digital yang dapat memprediksi secara emosi dan kepribadian. 

Tulisan yang adalah buah pemikiran dan menjadi bagian dari isi hati si penulis akan memberikan gambaran dan alur berpikir si penulis itu sendiri.

Tulisan adalah aksi 

Pada level tertinggi, menulis dan lahirnya sebuah tulisan adalah bagaimana ide maupun buah pemikiran yang terlontar dari diri seseorang lewat tulisan itu, kemudian direalisasikan lewat sebuah aksi nyata. 

Tulisan telah berubah pada tataran penyampaian informasi, secara simbolis sebagai bagian isi hati penulisnya, dan terakhir bisa diimplementasikan oleh si penulis sehingga menginspirasi orang lain untuk berbuat yang sama. 

Tulisan sudah menjadi gerakan yang terkoneksi dengan jiwa orang lain untuk melakukan ide atau buah pemikiran yang ada dalam tulisan. Bukan sekadar informasi, atau buah pemikiran dari penulis saja tapi dapat direalisasikan lewat aksi nyata dan bermanfaat.

Ilustrasi Aksi | Sumber : Antara Foto
Ilustrasi Aksi | Sumber : Antara Foto
Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Pada banyak contoh, terjadi karena tulisan tersebut bersifat orisinal dengan pemikiran, pesan atau gagasan sederhana serta tidak mengada-ada. Bisa diimplementasikan oleh si penulis itu sendiri juga orang lain.

Narasi yang dibangun tidak hanya sekadar basa-basi. Pada titik inilah orang akan menikmati sebuah karya pemikiran dan ide dari penulis yang realis dan jauh dari karya perfeksionis yang utopis.

Banyak ragam tulisan yang bisa dibagikan kepada oran lain. Banyak pula media sosial yang dapat dipergunakan untuk menyuarakan ide, pesan atau gagasan yang hendak disampaikan. Menulis dan membangun jembatan informasi lewat tulisan adalah penting karenanya diperlukan konsistensi.

Namun kegagalan terhadap tujuan awal dari kegiatan menulis karena demi sebuah prestasi yang membuat hobi bahkan pekerjaan ini menjadi tersisih.  

Prestasi baik dalam artian materi atau prestise bagi sang penulis. Semua kembali ke tujuan awal mengapa seseorang itu hendak menulis dan berbagi tulisannya.

Generasi milenial yang merupakan bagian dari revolusi 4.0 dengan ditandai segala sesuatu penuh keterkaitan antara dunia nyata dengan dunia teknologi informasi dan komunikasi. 

Perang ide dan pesan lewat maraknya medsos sebagai bagian dari gerakan literasi yang sehat seharusnya menjadi kegiatan hybrid yang bisa dirasakan langsung oleh setiap orang.

Ilustrasi Crypto | Sumber : Reuters
Ilustrasi Crypto | Sumber : Reuters
Tidak bisa ditampik kalau kegiatan literasi dan menulis bukan hanya sebagai bagian dari sebuah hobi, bahkan telah menjadi sebuah industri bisnis yang menghasilkan uang. 

Membentuk opini bahkan tidak jarang dijadikan alat demi sebuah kepentingan tertentu adalah juga bagian dari perkembangan fungsi dan peran kegiatan literasi khususnya menulis.

Semua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kemajuan peradaban dengan tantangannya. Apakah kemudian literasi jatuh sebagai narasi pada titik basa-basi oleh para pegiatnya akan dijawab sendiri oleh anda dan saya.

Salam literasi dan tetaplah menulis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun