Tidak bisa untuk berkata "Tidak" atau julukan "Yes Man" sering didengar bagi orang -orang yang selalu mengiyakan dan tidak bisa konsisten dengan konsekuensi setiap kebijakan atau keputusan yang pastinya akan selalu plus dan minus bagi organisasi dan pekerjanya.Â
Menjadi popular dan mengorbankan keahlian yang dimiliki agar bisa menyenangkan semua pihak adalah suatu kekonyolan. Menunggu waktu dan akhirnya menjadi orang yang akan memikul seluruh risiko dan konsekuensi di kemudian hari.
Di hampir sejarah kehidupan seorang pemimpin elegan dan terkenal adalah mereka yang terkadang tidak populis namun menjadi penerobos.
Tidak lama berkuasa bahkan dibenci karena hanya ingin meletakkan fondasi yang baru dari sistem yang telah jauh melenceng. Ini adalah suatu yang tidak mudah dikerjakan. Sebuah pilihan antara tetap dikenal dengan pakar yang konsisten atau menjadi entertainer bagi semua pihak. Setiap orang bebas memilihnya.
Menjadi pakar dengan segudang penelitian ilmiah yang pastinya bisa dipertanggungjawabkan terhadap karya yang dihasilkan adalah sebuah pekerjaan mulia. Gelar Profesor di bidangnya adalah pekerjaan yang membutuhkan konsistensi, nilai luhur dan jauh dari sekedar mengejar riuh tepuk tangan dari semua orang. Setiap organisasi yang baik adalah menjaga para pakar ini dan merupakan aset yang tak ternilai. Menciptakan budaya organisasi yang baik dan tujuan yang berpihak pada kepentingan banyak akan membuat setiap pakar bukan hanya profesor di atas kertas tapi adalah para eksekutor handal dan elegan demi sebuah kesinambungan di masa depan. Salam
 Medan, 27 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H