Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lika-liku Anak Milenial, Sang Anak Bawang

20 April 2021   11:50 Diperbarui: 24 April 2021   12:00 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi milenial adalah generasi yang saat ini hampir di setiap perusahaan telah merajai di setiap lini ataupun kedudukan. Bukan saja hanya korporasi di Indonesia namun juga di seluruh dunia. 

Generasi yang terlahir di rentang waktu tahun 1980 hingga 1995, sehingga diperhitungkan bahwa generasi atau angkatan kerja ini adalah di kelompok usia produktif di kisaran umur 25-40 tahun. 

Sebuah Angkatan kerja yang menjadi garda terdepan yang sesungguhnya menjadi tulang punggung perusahaan.

Dari data di kantor saya saja hampir 80% adalah juga diduduki oleh para milenial. Dari mulai karyawan biasa sampai ke beberapa posisi jabatan eksekutif. 

Fenomena akan karakter dan kompetensi para milenial ini yang menurut pandangan saya adalah sesuatu yang menjadi ulasan dan poin penting terhadap kesuksesan jangka pendek maupun jangka panjang.

Mengelola para milenial dengan perbedaan karakter dan tujuan adalah menjadi krusial sehingga regenerasi dapat terwujud. Berikut pula keberlangsungan regenerasi dan perpindahan tongkat estafet kepemimpinan organisasi dengan baik. 

Si Anak Bawang Manja

Setidaknya dari pengalaman dan pengamatan langsung terhadap generasi ini adalah terkesan sebagai anak bawang yang baru masuk kerja dengan karakter yang terkesan manja. Kemanjaan terlihat kala diberikan beban ataupun tugas yang berbatas waktu. 

Sepertinya antara harapan dengan kenyataan berhadapan dengan rutinitas organisasi yang sedikit kaku akan menjadi masalah utama bagi si anak manja.

Perkembangan dan perubahan era yang telah sangat dekat dan familiar dengan rentetan alat-alat digital dan otomasi membuat para milenial cenderung beranggapan bahwa suasana kantor dan tugas yang dihadapi adalah seperti menekan keypad laptop atau gadget. 

Sebuah neraka bila ternyata lingkungan kerja yang mereka masuki masih jauh dari kata “canggih” dengan segala infrastruktur yang kurang memadai.

Faktor lingkungan sejak terlahir dengan era komputerisasi yang mulai membooming di era ‘80an secara tidak langsung telah membentuk generasi ini pula berpikir taktis dan simple. 

Kerumitan dan kompleksitas terhadap sebuah identifikasi masalah menjadi sesuatu yang membuat pekerjaan yang birokratik dengan begitu banyak meja dan orang yang dilalui membuat seakan pekerjaan yang dihadapi adalah sebuah proses administrasi tanpa ujung. 

Sesuatu yang tidak menarik, kuno, membosankan dan dihindari. Tidak jarang si anak manja akhirnya menarik diri atau resign dari pekerjaannya.

Antara manja dan karakter petarung untuk berupaya mengubah situasi sulit yang menjadi kendala. Status anak milenial dengan pemahaman praktis dan kreativitas yang hampir melekat pada diri mereka menjadi pupus karena daya juang yang apa adanya. 

Terbentur dan kemudian luntur. Tidak mau untuk berjibaku karena tentunya akan menghadapi tembok-tembok birokrasi dan pemikiran bukanlah yang menarik untuk dilakukan oleh para milenial. 

Status “friendly” dengan kebiasaan bermedia sosial yang menjadi keseharian dengan begitu mengoleksi teman-teman virtual seolah menjadi tujuan dan dorongan sehingga dalam situasi tertekan pada dunia kerja nyata sebagai agen perubahan menjadi sebuah kesia-siaan.

Jangan pernah berharap para generasi lama akan adanya sebuah konflik atau kegaduhan dalam ide maupun gagasan yang membuat jurang pemisah. 

Milenial akan mengalah dalam artian tidak bentrok sebagai sebuah kemenangan dengan rasa ketidakpedulian bila ide atau gagasan pemikirannya berujung terhadap sebuah konflik. Gaduh tidak terjadi namun kepedulian sudah pasti diakhiri.

 Si Anak Bawang Ambisius

Kepercayaan diri yang tinggi dengan pengalaman bersekolah yang lebih bersifat demokratis dan dituntut kreatif membuat generasi ini adalah anak-anak bawang yang “pedas”. 

Dokpri JBS
Dokpri JBS
Seperti layaknya bawang bila diiris terasa perih maka para milenial adalah angkatan yang memiliki kepercayaan diri tinggi bahwa akan mempengaruhi orang lain dan memiliki determinasi. 

Instan dan praktis seperti dibahas sebelumnya membuat ambisi akan hasil terhadap perusahaan maupun posisi dirinya adalah sebuah keharusan.

Kemampuan beradaptasi dan pencapaian tujuan dengan cepat membuat jebakan terhadap angkatan kerja generasi ini. Bagi beberapa perusahaan yang adaptif akan memberikan kenyamanan setidaknya dalam jenjang karir yang tidak berpaham hirarkis (setapak demi setapak) kepada milenial. Keterbukaan akan pengabaian jenjang karir tanpa deret tangga akan menarik para milenial untuk membuktikan dirinya.

Aktualisasi diri dengan kepraktisan terhadap target yang clean & clear bisa mendorong secara ambisius kapan dan dengan cara apapun mereka akan raih. 

Bahkan beberapa anak bawang secara ambisius dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya memiliki target jelas terhadap karir dalam kurun waktu 3-5 tahun pada level menengah atau setidaknya pada level junior manager. 

Namun, kelemahan terjadi adalah tujuan yang jelas terhadap karir namun hilang arah dalam pelaksanaan tugas yang tidaklah seindah atau sematematis teori dengan begitu banyak dinamika dan faktor lainnya.

Membangunkan dari mimpi anak-anak bawang para milenial ini adalah sebuah pekerjaan yang menantang oleh perusahaan. Mengubah mimpi dengan program mercusuar di benak mereka dengan mewujudkannya melalui “challenge”  yang tepat, akurat dan konsisten

Sulit meredam tuntutan dan tujuan berikut ambisi pribadi para milenial bila tidak ada konsistensi terhadap apresiasi yang mereka telah kerjakan. 

Keseimbangan antara prestasi dan prestis adalah sebuah pekerjaan rumah yang mengakomodir para anak bawang lebih berperan aktif dan produktif.

Si Anak Bawang Narsis

Hampir dipastikan bahwa anak-anak bawang dari para milenial adalah warga tetap dari dunia media sosial. Pernah sekali waktu penerapan SOP yang mengekang penggunaan Gadget atau smartphone saat jam kerja ternyata mengalami penolakan “cantik” oleh para pekerja. 

Lebih baik mengundur waktu jam makan siang daripada harus dibarter dengan pembatasan penggunaan gadget dan tidak terkoneksi dengan dunia internet atau telekomunikasi. 

Kerja dengan tidak menghilangkan narsisme seakan adalah sebuah perpaduan yang perlu diarahkan dengan matang oleh setiap pemimpin milenial.

Antara "berkreasi" dan "berrekreasi" adalah perpaduan yang bisa mengoptimalkan kreatifitas dan produktivitas para milenial. 

Dalam tugas rutin atau khusus sebaiknya meminta para milenial update foto dalam tugas maupun sekedar menambah adrenalin mereka. Bahkan dengan memanfaatkan gadget yang mereka miliki menjadi salah satu bukti apakah mereka telah melaksanakan tugas atau tidak. 

Media sosial yang terkoneksi dengan pemimpin milenial akan menjadi sebuah “CCTV” ampuh dan terpercaya melihat keseharian mereka yang selalu narsis dan terupdate di akun media sosial.

Sebuah lika-liku para milenial dengan label anak bawang yang mau tidak mau dioptimalkan oleh organisasi. Baik atau buruk adalah sangat tergantung cara pandang dan cara pemberdayaan yang mengikuti era dan perubahan zaman. Salam

Medan, 20 April 2021

--JBS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun