Berbalik ke lorong waktu saat semua kembali,
Terkejut dan mendadak ragu atas keresehan tanpa tepi,
Hitam dan mengurai sepi yang mengkelabui,
Aku bertanya dan tiada jawaban pasti,
Bukankan panas karena masih ada api?
Tapi tiada jua kudapat kicauan hati,
Mungkinkah semua sudah mati?
Aku milikNya dan engkau juga pasti,
Berderik, bergema dan menyayat semua sisi,
Bolehkah semua langkah akhirnya terhenti?
Tidak dan jangan kau biarkan diri,
Hitam dan putih semuanya adalah ilusi,
Bahkan puisi itu juga bukan 'tuk dimiliki,
Berdiri meski kakimu berat untuk kau jajaki,
Ini semua bukan detik yang akan kau kebiri,
Bukan milikmu tapi Dia yang adalah hakiki,
Si Pemberi dan Yang Kuasa untuk mengakhiri,
Menangislah dan ratapi dihadapan Sang Gusti,
Karena Dia Sang Maha Kasih mengalir tanpa henti,
Dia yang bertahta di sudut tanpa tepi...
Medan, 19 April 2021--JBS--
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H