Mohon tunggu...
Jogja Media Network
Jogja Media Network Mohon Tunggu... Animator - Satria Alif - http://bit.ly/jogjabeda. Book Writers and Freelance Journalist

Abdi Negara dan penulis yang selalu heran terhadap semua kejadian absurd di sekitarnya. Bercita-cita mendirikan pentagon di Indonesia dan mempunyai kedai sederrhana tempat makan bagi sahabat-sahabatnya... I am an Animator too. Specialist in 3D Animation. But good enough in 2D Animation. You can check my gallery of porto folio @ http://bit.ly/jogjabeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Revolusi Sebutir Padi untuk NKRi, Lahir Pancasila Menanam Padi

2 Juni 2023   09:33 Diperbarui: 2 Juni 2023   09:44 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cita-cita membuat Indonesia berswasembada beras perlu digiatkan lagi secara nasional. Kita tidak bisa melulu menggantungkan kepada para petani yang kebanyakan berusia lanjut untuk menggarap sawah dan memikirkan cara mendistribusikan hasil taninya. Perlu adanya peran serta generasi muda yang digerakkan bersama-sama lewat berbagai saluran dan instansi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat kesenjangan usia di di sektor pertanian. Jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8% atau setara dengan 2,7 juta orang.

"Saya mempunyai gerakan 'Revolusi sebutir padi  untuk NKRI' . Sudah saya praktekkan secara nyata, sebutir padi yang saya tanam berhasil menghasilkan panen raya dan menghasilkan 86 ton beras. Saya membuka rumah untuk anak muda belajar pertanian secara benar sesuai SOP yang kami buat," terang Sukabiwata. Rumah untuk belajar pertanian secara serius terletak di wilayah Palagan, Ngaglik Sleman. Sukabiwata membuka jaringan petani antar kota lewat Gerakan Petani Nusantara yang dibimbingnya. Bukan hanya pelajaran teori, Sukabiwata juga menyediakan lahan persawahan untuk dijadikan sarana praktek pertanian.

Acara memperingati  hari lahir Pancasila ditutup dengan diskusi  yang gayeng pada sebuah gubuk dipinggir sawah. Hadir pula Gus Komar, pembina petani dan pesantren Sleman yang mewakili kaum nahdliyin, para santri yang menekuni agama dan pertanian. Sungguh sebuah pertemuan yang sangat sederhana tetapi dengan semangat revolusioner untuk kembali memikirkan dunia pertanian Indonesia.  Salah satu simbol pada lambang negara Garuda Pancasila menjadi alasan untuk tetap bergerak, Padi dan Kapas. Merayakan kelahiran Pancasila dengan menanam padi di sawah adalah sebuah kesadaran semesta terhadap keberadaan manusia akan kebutuhan pangan masa kini dan masa depan nanti.

Satria Alif Rizkiadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun