Mohon tunggu...
Junus Barathan
Junus Barathan Mohon Tunggu... Purnawirawan PNS Guru -

PENGAJAR PADA SMPN 1 PURWOSARI PASURUAN.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gugur Satu Tumbuh Seribu

15 November 2012   05:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:20 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

GUGUR SATU TUMBUH SERIBU

Merdeka!...Merdeka!...Merdeka!...pekik kemerdekaan bergemuruh, membahana, dan menggema memecah keheningan pagi. Ketika derap langkah siswa-siswi SMP Negeri 1 Purwosari Kabupaten Pasuruan dengan berpakaian ala Pahlawan Tempo Doeloe, berbaris menyusuri jalan (karnaval), dengan penuh semangat juang seraya megacung-acungkan bambu runcing sambil mengucap Allahu Akbar, Merdeka atau Mati. Itulah awal kegiatan dari serangkaian kegiatan memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2012 di kalangan warga SMP Negeri 1 Purwosari. Ada banyak acara yang digelar antara lain: lomba Pidato Bung Tomo, lomba pembacaan UUD 1945, cerdas cermat dan diakhiri dengan pegelaran drama kolosal "Perobekan Bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Putih". Seolah-olah suasa saat itu mengingatkan kita pada sejarah pertempuranarek-arekSoerabaya pada tanggal 10 Nopember 1945.

Lalu, apa yang dapat kita harapkan dari siswa ketika mereka terlibat langsung dalam kegiatan peringatan hari Pahlawan ini. Apakah hanya sekedar merayakan saja sebatas kegiatan yang bersifat rutinitas belaka?, tentu "tidak" jawabnya. Mari kita simak dan cermati potongan teks pidato Bung Tomo dibawah ini:

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting!
tetapi saya peringatkan sekali lagi
jangan mulai menembak
baru kalau kita ditembak
maka kita akan ganti menyerang mereka itu kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka

Dan untuk kita saudara-saudara
lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka
semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara
pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita
sebab Allah selalu berada di pihak yang benar
percayalah saudara-saudara
Tuhan akan melindungi kita sekalian

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!!

(http://www.facebook.com/yesradio.cilacap/posts/488634314490525)

Tersirat dalam pidato Bung Tomo tersebut diatas, merupakan sebuah pendidikan karekter "Cinta Tanah Air", yang bermakna lebih baik mati dari pada dijajah kembali. Oleh karena itu, melalui salah satu kegiatan lomba pembacaan pidato Bung Tomo di sekolah, yang merupakan sebuah proses pembelajaran untuk menanamkan sikap budi pekerti luhur sejak dini kepada siswa adalah mutlak diperlukan. Sesuai dengan Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Dengan demikian, kegiatan peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember di sekolah yang setiap tahunnya selalu diperingati tidak hanya bersifat ceremonial saja, tetapi lebih jauh diupayakan agar lebih menarik, menatang, dan menyenangkan bagi siswa melalui pembelajaran aktif secara mental dan sosial. Sehingga nantinya siswa akan dapat melalukan proses identifikasi dan pembiasaan berperilaku yang baik. Bagaimana menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun