Abstrak :
Masalah sampah dan limbah di Indonesia menjadi sorotan publik. Sampah dan limbah telah menjadi permasalahan nasional yang telah lama terjadi dan belum maksimal dalam penanganan sistem pengolahannya. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementrian Perindustrian pada tahun 2016, jumlah timbulan sampah di Indonesia sudah mencapai 65,2 juta ton pertahun. Sedangkan dari limbah B3, sisa industri yang dikelola tahun 2017 sebesar 60,31 juta ton. Data itu juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah China.Â
Masalah sampah dan limbah tersebut sangat terkait dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia menyebutkan, Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan. Padahal sampah yang mencemari lautan dapat mengganggu ekosistem pantai dan bisa menurunkan kualiatas air laut.Â
Salah satu sumber sampah di laut adalah dari sungai. Sampah yang mencemari sungai akan mengalir yang akan bermuara di laut. Tujuan penulis dari permasalahan tersebut merumuskan solusi berupa River Trash Cleaner (RTC), suatu teknologi untuk mengurangi sampah yang ada di laut. RTC merupakan sebuah alat yang dapat membersihkan sampah yang mengalir di sungai secara otomatis. Sampah yang ada di sungai akan diarahkan ke RTC untuk disaring yang mengakibatkan sampah terperangkap.Â
Sampah yang terperangkap ini akan diangkat secara otomatis menggunakan belt conveyor yang digerakkan oleh motor DC yang kemudian akan di tampung di reservoir. Teknologi ini dilengkapi dengan sistem Internet of Things (IOT) yang memberikan informasi mengenai sampah yang tertampung untuk kemudian disampaikan kepada petugas kebersihan secara otomatis. Sensor akan bekerja mendeteksi volume sampah yang telah ditampung. Jika sampah di reservior telah penuh, maka alat ini akan mengirimkan notifikasi kepada petugas kebersihan untuk segera diangkut dan diolah. Selain itu data sampah yang terkumpul setiap harinya akan tersimpan di database.Â
Data ini akan diolah sebagai informasi yang dapat digunakan untuk monitoring juga sebagai bahan evaluasi untuk menyelesaikan permasalahan sampah di masyarakat. Dari penjelasan tersebut kami berharap River Trash Cleaner (RTC) memiliki mekanisme teknologi yang baik untuk di instalasi di muara sungai yang langsung berhubungan dengan laut. Oleh karena itu, prototype model dari gagasan ini dibuat sebagai solusi langkah awal untuk mengurangi jumlah sampah guna menjadikan Indonesia yang terkenal keindahan alamnya ini menjadi bebas dari sampah. Â
Latar BelakangÂ
Indonesia saat ini tengah dilanda permasalahan sampah yang mana sampah sering kali berakhir di tempat yang bukan semestinya. Realita yang kita hadapi saat ini sampah banyak mencemari lautan. Sampah dan limbah telah menjadi permasalahan nasional yang telah lama terjadi dan belum maksimal dalam penanganan sistem pengolahannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia.Â
Sekitar 4,8-12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari laut. Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan.Â
Banyak dari hasil akhir produk minuman menggunakan plastik sekali pakai sebagai packaging. Minuman-minuman tersebut dapat dengan mudah ditemui di berbagai gerai ritel, baik modern maupun tradisional. Pertumbuhan industri minuman yang sangat pesat tentu saja akan menghasilkan pertumbuhan jumlah sampah plastik yang semakin banyak.Â
Terlebih saat ini kapasitas pengolahan limbah plastik masih terbilang minim. Salah satu sumber sampah di laut adalah dari sungai. Sampah yang mencemari sungai akan mengalir yang akan bermuara di laut. Melihat dari permasalahan tersebut, penulis merumuskan solusi berupa River Trash Cleaner (RTC), suatu teknologi untuk mengurangi sampah yang ada di laut.Â