Di waktu-waktu pemilu saat ini, menentukan pilihan pemimpin adalah pilihan yang sulit. Menentukan pilihan pada Pilpres 2019 kali ini makin terasa sulit karena pilihannya hanya dua. Baik Pak Jokowi dan Pak Prabowo memiliki kelebihan dan kekurangannya.Â
Melihat kinerja Pak Jokowi di empat tahun terakhir, tentu banyak keluputan sana-sini. Tapi, banyak juga kemajuan yang sudah Pemerintah karyakan untuk Indonesia. Mulai dari pembangunan infrastruktur dan integritas kepemimpinan sudah ditunjukkan oleh Jokowi. Apa yang sudah diperbuat oleh pemerintah inilah yang perlu didorong untuk teruskan.Â
Namun, bisa jadi, Jokowi akan membiarkan Indonesia hancur di 2019 Jika:
1. Â Â Pembangunan tidak ia teruskan di 2019
Infrastruktur adalah program yang berkesinambungan. Kalau cuma mentok di perencanaan tanpa eksekusi, tentu sangat disayangkan. Jokowi telah menunjukkan hasil nyata pembangunan infrastruktur mulai dari jalan, sekolah, jembatan dll. Jangan sampai pembangunan ini berhenti dan mangkrak. Rekan saya bilang, "Jangan sampai digerogotin koruptor yaa, kayak wisma atlet Hambalang yang mangkrak itu loh."
Dari Sabang di Aceh dan Merauke di Papua adalah jelas bagian dari Indonesia yang tidak terpisah. Kesamaan dan kesetaraan di semua daerah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah. Jokowi telah memulai langkah penting dengan menciptakan kebijakan BBM satu harga se-Indonesia. Soal BBM 1 harga sampai Papua, seorang kawan sampaikan, "Bayangin, sebelum Jokowi menjadi Presiden, harga bensin per liter di sana bisa sampai 70 ribu lebih, gila kan. Kini Pace mace sudah bisa tersenyum karena harga Bbm sudah sama. Bertahap Papua akan menjadi provinsi yang kuat"
Kata Pak JK, Jokowi adalah pemimpin yang dihormati karena ia tidak membiarkan keluarganya ikut campur dalam urusan politik. Baik Gibran, Kaesang, dan Kahiyang semua hidup biasa saja. Tidak ada campur tangan dengan proyek-proyek pemerintah. Mereka hidup dengan usaha masing-masing. Yang satu katering, satunya lagi jualan pisang goreng. Kahiyang bahkan tidak lulus tes PNS.
"Kalau mereka tiba-tiba kerja proyek pemerintah, apalagi si Kaesang jadi politikus, wah ngga usah pilih Jokowi. Apalagi bayangin Kaesang yang suka ngetweet itu tiba-tiba jadi politikus terus korupsi lagi. Lalu dia pake rompi oranye, diborgol KPK, masuk berita kerena jadi politikus korup dan engga nahan godaannya. Alhamdulillah ngga begitu Jokowi," curhat teman lainnya.
Tiga tambang besar dikuasi lagi oleh Indonesia, Freeport, Newmont, dan Blok Rokan. Tangan dingin Jokowi dan menterinya bisa merebut kembali saham mayoritas di sana. Alhmdulillah Jokowi buktikan kerja nyatnya dan tak biarkan objek-objek strategis dikuasai asing. Dan itu harus dijaga. Kalau tidak, bisa hancur negeri ini dipimpin oleh pemimpin yang punya nepotisme dengan asing.
"Lawan pemilik asin Freeport, gitu aja kok repot," kata teman saya.
Indonesia itu besar. Kita perlu pemimpin yang merakyat dan memang lahir dari rakyat, bukan besar di kalangan elite! Jokowi adalah pemimpin seperti itu dan di empat tahun terakhir sudah buktikan komitmennya pada rakyat. Adalah kemunduruan jika Jokowi membiarkan ia diganti oleh pemimpin yang elitis dan apalagi yang belum berpengalaman.
Kawan saya berseloroh, "Pemimpin negara seperti Presiden ya harus punya pengalaman dong, kalau ngurus keluarga aja engga bisa ya jangan ngarep deh ngurus seIndonesia. Cari pemimpin kok coba-coba!"
Karenanya saya mendukung Jokowi-Ma'ruf untuk jadi presiden
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H