Yang dibutuhkan adalah guru yang punya eksposur dengan dunia dimana bahasa ini menjadi bahasa ibunya. Mereka yang bisa mengajar seharusnya yang telah memahami benar bagaimana bahasa ini digunakan. Saya masih ingat sekali salah satu guru bahasa Inggris saya semasa SMA. Daripada mengajar, dia lebih sering menggumam dan bercerita cerita rakyat.
Jika kurikulumnya memang sudah baik, maka tinggal kualitas gurunya diperbaiki. Jika begitu, tentu bahasa Inggris anak-anak Indonesia secara umum akan baik.
Tentu juga, tak akan ada lagi yang merasa kasihan kepada saya karena nama saya dianggap jorok. Oh, ngomong-ngomong, nama saya itu Rosyid, dan pelafalannya yang benar itu ‘Rosheed’. (*)
Tulisan ini juga bisa dibaca di blog saya jazzmuhammad.blogspot.com
[caption id="attachment_405234" align="aligncenter" width="300" caption="Sorry... "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H