Mohon tunggu...
M Rosyid J
M Rosyid J Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Researcher di Paramadina Public Policy Institute

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Pemilu Presiden Ini adalah Pertarungan Tinju

27 Juni 2014   02:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:43 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1403863298466845089

[caption id="attachment_345186" align="aligncenter" width="576" caption="Sumber: karikaturgambar.blogspot.com"][/caption]

Dalam masa kampanye seperti ini, ada dua cara untuk melawan dan manjatuhkan lawan. Pertama kampanye negatif kedua kampanye hitam. Dua cara ini tentu isinya sama, menjatuhkan lawan, tapi efeknya yang berbeda. Kampanye negative menjatuhkan lawan, kampanye hitam menjatuhkan dan mempermalukan diri sendiri.

Pertarungan dalam pemilu memang bukan ajang pencarian bakat. Ini pertarungan tinju. Yang diantisipasi adalah keunggulan lawan, yang dicari adalah kelemahan lawan. Pertarungan politik juga begitu, mana yang jadi keunggulan lawan harus dicari cara konternya, mana yang jadi kelemahan lawan kita cari bagaimana cara menyerangnya.

Namun cara itu cuma cara standar. Cara orang yang cuma ingin menjatuhkan lawan dan tak tahu apa yang ia akan lakukan untuk menang. Padahal untuk menang, ia harus tahu apa keunggulan dirinya sendirinya.

Dalam pemilu ini, pertarungan tinju sudah jelas tersaji antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Pertarungan terlihat ramai sekali. Hantam-menghantam terjadi. Mereka saling serang.

Antara dua jenis sarung tinju

Namun ada beda antara kedua tim ini. Dalam pertarungan tinju, Jokowi dan JK membawa sarung tinju standar. Sementara, Prabowo-Hatta membawa sarung tinju khusus. Kenapa? Jokowi JK yakin untuk memenangi pertarungan ini, sarung tinju standar sudah cukup. Mereka tahu kekuatan mereka dan track record mereka cukup untuk membuat lawan takut.

Dan benar. Lawan takut. Rekam jejak Jokowi dan JK yang nyata (artinya memang benar mereka telah banyak berbuat sesuatu untuk masyarakat) membuat lawan, Prabowo Hatta, yang baru naik ring untuk pertama kali takut. Bukan sarung tinju standar yang dibawa, tapi Prabowo Hatta membawa sarung tinju khusus. Apa khusus? Yang berduri mungkin.

Prabowo Hatta jelas menemukan bahwa diri mereka nir-track record. Ketika Jokowi dan JK sudah naik ring berkali-kali dalam dunia pemerintahan, Prabowo dan Hatta entah kemana. Hatta mungkin naik ring beberapa, tapi ia kalah berkali-kali. Setiap jabatan yang ia emban tak berprestasi.

Sarung tinju khusus ini tentu tak sesuai aturan permainan. Sarung tinju yang barangkali berduri inilah yang menjadi ilustrasi kampanye hitam dari kubu Prabowo Hatta. Pukulan demi pukulan pun menjadi aneh. Kampanye-kampanye serangan Prabowo-Hatta ke kubu Jokowi JK memang aneh.

Kenapa aneh? Sebab semua tak berdasar fakta. Pukulan isu yang dikembangkan pun beragam anomalinya. Mulai dari Jokowi nonmuslim, surat kabar fitnah Obor Rakyat, hingga yang mutakhir survei CNN palsu menjadi serangan ‘hitam’ kubu Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun