Mohon tunggu...
M Rosyid J
M Rosyid J Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Researcher di Paramadina Public Policy Institute

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bikin Karya Tulis dan Skripsi Itu Mudah! Ini Strateginya!

5 Januari 2015   19:30 Diperbarui: 13 Maret 2020   12:01 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu momen yang paling kurang disukai oleh anak muda Indonesia adalah ketika diminta menulis oleh guru atau dosen. Bagi yang masih SMA, kalau sudah disuruh buat karya tulis atau esai, malasnya minta ampun. Rasanya pikiran buntu. Tangan seakan beku tak mau menulis. Bagi yang kuliah, momen agak mengerikan itu datang ketika mulai harus menulis skripsi. Pikiran serasa hilang. Ide pun jadi barang paling sulit dicari. 

Beberapa cerita miris bahkan terjadi karena skripsi ini. Beberapa anak muda harus merenggut nyawa sendiri karena data skripsinya hilang. 

Saya sendiri pasti akan ‘hancur hatiku’ sekali kalau itu terjadi, tapi tentu saya masih sayang umur dan kebetulan belum menikah (hehe). Baiklah, apa sebenarnya menulis esai, karya tulis dan skripsi itu sulit? Tentu sulit! Tapi, bukan berarti tidak bisa diselesaikan kan? Saya dulu menulis skripsi memang merasa kesulitan, tapi karena saya menerapkan sebuah pola tertentu, saya tahu kapan skripsi akan selesai dan optimis bisa diselesaikan. 

Akhir-akhir ini, saya juga menjadi ‘adviser’ untuk beberapa teman yang menulis skripsi. Saya terapkan pola saya kepada mereka agar lebih mudah mengerjakannya. Dan, Alhamdulillah, beberapa dari mereka sukses mengerjakan skripsinya dengan nilai yang memuaskan. 

credit to @agl
credit to @agl

Berikut tips-tips untuk menulis tulisan (esai, karya tulis, skripsi, etc) dari saya: 

#1 Pilih atau cari ceritamu

14204346051975682022
14204346051975682022
Ini adalah tahap paling awal. Temukan ceritamu! Untuk menulis, kita harus punya cerita. Dalam penelitian biasanya disebut masalah. Masalah ini bukan berarti harus yang negatif. Dalam penelitian, baik kenaikan dan penurunan nilai rata-rata siswa adalah masalah penelitian.

Dalam menulis esai atau skripsi, kita harus temukan ceritanya apa. Apa masalahnya. Kalau tidak, Anda akan terus mengambang. Anda bisa saja menulis 1000 lembar tapi tidak jelas ‘jluntrungannya’, hanya berisi kutipan-kutipan teori yang memusingkan. Tapi cerita sudah ditemukan dan ditegaskan, menulis 10 halaman pun sudah begitu menarik. 

Tingkat kepentingan: PENTING SEKALI 

Tingkat kesulitan: MUDAH 

#2 Petakan masalah dan dampaknya

14204349861663447982
14204349861663447982
Di dalam cerita, pasti ada sebuah kejadian dan dampaknya yang nyata dilihat. Ambillah contoh kasus kenaikan harga BBM. Dampak yang nyata adalah harga naik dan masyarakat menderita. Contoh kasus yang positif adalah pengurangan jam tayang sinetron Ganteng-Ganteng Serigala atau GGS (Sumpah, gak jelas banget ini tayangannya). Dampak yang kasat mata adalah naiknya prestasi belajar anak SD. Lalu kalau sudah tahu sebab dan akibatnya, mengapa harus diteliti dan ditulis? Ups! 

Itulah kesalahan cara berpikir Anda yang membuatmu sulit untuk menulis. Ingat, belum tentu dua hal yang terjadi berurutan itu sebab akibat! Bisa jadi hanya berkorelasi, artinya cuma menunjukkan perubahan yang sebanding, atau malah tidak berhubungan sama sekali. Penyebab masyarakat miskin dan harga-harga naik bisa jadi kenaikan BBM, tapi juga bisa jadi hal lain ternyata, misalnya karena memang masyarakatnya boros, atau ada permainan tengkulak. Prestasi siswa bisa jadi dipengaruhi berkurangnya jam tayang GGS, tapi bisa jadi itu tidak ada hubungannya sama sekali. 

Tingkat kepentingan: PENTING 

Tingkat kesulitan: MUDAH 

#3 Kenali tujuan menulis

14204352061995368795
14204352061995368795
Dari tips sebelumnya, kita bisa menemukan sebuah ‘jurang’ atau ‘gap’ antara dua kejadian dari cerita yang telah kita pilih. Mau diapakan gap itu? Inilah tujuan penelitian! Kita harus temukan kebenaran dari cerita kita dengan pembuktian melalui penelitian. 

Tingkat kepentingan: PENTING 

Tingkat kesulitan: MUDAH 

#4 Pilih teorinya

14204352851907442500
14204352851907442500
Mengapa harus pakai teori? Bukanya kita bisa berpikir sendiri? Ini merupakan kesombongan berpikir yang membuat kita malas menulis dan meneliti. Ujung-ujungnya menyerah dan skripsi atau karya tulis pun terlantar. Teori memang buat karya pikiran manusia. Kita juga bisa membuatnya. Jika diilustrasikan begini, Anda mengaku jago masak sekampung. Lalu apa standarnya? Butuh pembandingan. 

Maka dari itu, disediakanlah menu-menu. Dengan memasak dengan menu, maka kemampuan Anda akan terukur. Seberapa enak masakan Anda dan seberapa banyak jenis makanan bisa Anda masak. Dengan teori, kita terbantu untuk menentukan standar. Teori dibuat dengan standar yang rigid sehingga layak menjadi acuan. 

Dalam penelitian dasar, misal untuk skripsi dan karya tulis, teori digunakan untuk menentukan standar mana yang kita akan pakai, juga dari sisi mana kita mau melihat masalah dalam penelitian kita. Dalam kasus kenaikan harga BBM, kita biasa melihatnya sebagai kasus ekonomi saja. Kita lalu pakai teori ekonomi makro dan mikro. Padahal, setiap kejadian bisa dilihat dari banyak sisi. Misalkan dari sisi psikologi, kita bisa meneliti persepsi masyarakat terhadap kenaikan BBM. 

Dari sisi kebijakan, kita bisa meneliti efektivitas kebijakan ini. Dari sisi pemasaran, apakah kenaikan BBM sudah benar dikomunikasikan. Tiap teori pasti ada variabel dan indikatornya. Ini memudahkan kita untuk mencari jawaban atas permasalahan dalam cerita kita. 

Tingkat kepentingan: KURANG PENTING 

Tingkat kesulitan: SEDANG 

#5 Pilih metodenya

14204354091832552164
14204354091832552164
Dalam meneliti, metodenya ada tiga: kualitatif, kuantitatif dan campuran keduanya. Metode kualitatif berarti Anda akan berkutat lebih banyak dengan data berupa hasil wawancara dan sumber bacaan lain seperti buku, artikel, opini dll. Sementara jika mengambil kuantitatif, Anda akan banyak mengolah data berupa angka (kuantifikasi). Kalau campuran, ya digabung saja keduanya. Banyak buku yang membahas ini dan mudah sekali untuk dimengerti. Jadi silahkan belajar sendiri untuk ini. 

Tingkat kepentingan: PENTING 

Tingkat kesulitan: AGAK SULIT 

#6 Teliti dan analisislah

14204356501669080631
14204356501669080631
Dari metode yang kita pilih, kerjaan kita selanjutnya adalah meneliti! Ambil datanya. Yang mengambil metode kualitatif ya silahkan mewawancarai narasumber, yang memilih kuantitatif silahkan menyebar kuesioner. Hasil datanya lalu diolah sesuai tujuan yang ingin dicapai.

 Ingat, dalam penelitian untuk karya tulis atau skripsi, tujuannya yakni menemukan gap antara dua kejadian yang telah Anda tentukan. Jangan melebar. Dengan membuat karya tulis kita fokus dan spesifik, karya kita akan lebih menarik dan pembaca pun (khususnya dosen atau guru) juga punya ketertarikan (dan semoga memberikan nilai bagus, hehe). 

Tingkat kepentingan: BIASA 

Tingkat kesulitan: AGAK SULIT 

#7 Tulis esai, karya tulis atau skripsinya 

Ya terakhir menulis sampai usai. Tapi ingat! Jangan sekali-kali ingin setiap penelitian kita hasilnya positif. Contohnya, jika kita meneliti sebab akibat atau pengaruh, kita ingin pengaruhnya itu ada dan positif. Itu kesalahan besar! Dan inilah yang membuat banyak skripsi atau karya tulis siswa atau mahasiswa Indonesia tidak menarik! semua dipaksakan positif dan ada hasilnya. 

Padahal, kalau kita menulis dan meneliti dengan jujur, saya kira meski akhirnya hasilnya negatif dan teori yang kita gunakan tidak berhasil menjawab permasalahan dari cerita kita, penelitian kita sudah menjadi cerita tersendiri yang menarik untuk tetap menjadi tulisan. 

Ketika meng-advise teman dalam menulis, saya sering berdebat dengan mereka soal ini. Dari beberapa variabel yang mereka gunakan, ternyata hanya sedikit sekali variabel yang menunjukkan hubungan pengaruh atau korelasi. Mereka selalu ingin hasilnya sempurna! Semua berpengaruh! Akhirnya mereka ingin mengotak-atik atau memanipulasi datanya. Inilah kesalahan terbesarnya! Akhirnya saya memenangkan perdebatan dan memastikan bahwa ia akan sampaikan apa yang ia temukan. Apa adanya! Hasilnya? Ia mendapat A! 

Ia menyadari bahwa yang dibutuhkan dalam skripsinya bukanlah hasil yang positif, tapi pemahamannya pada apa yang ia kerjakan dan ia tulis. 

Tingkat kepentingan: BIASA 

Tingkat kesulitan: MUDAH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun