Mohon tunggu...
M Rosyid J
M Rosyid J Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Researcher di Paramadina Public Policy Institute

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mari Memahami Peran Wasit dalam Pertandingan Olahraga

3 Februari 2015   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi protes, pemain sering kali meneriaki, berdebat bahkan ada yang merengek meminta perubahan keputusan. Itu semua sah dilakukan. Namun yang perlu diperhatikan adalah dalam setiap banding dan perdebatan, pemain dilarang keras berkontak fisik dengan wasit!

Jika kita melihat English Premier League (EPL) di Inggris dan National Football League (NFL) di Amerika Serikat, wasit benar-benar seperti dewa! Sering terjadi debat antara wasit dengan pemain, tapi pada akhirnya, pemain harus menerima. Bagaimana untuk menjaga netralitas wasit?

Kalau kita perhatikan, hampir di semua olahraga, wasit tidak berjumlah satu. Di sepakbola setidaknya ada 5 wasit yang memimpin. Di NFL juga demikian. Karena itu jika harus mengambil keputusan yang sulit, mereka harus saling berkonsultasi. Bahkan, di NFL, dikenal namanya official review yang memungkinkan sebuah tim meminta penangguhan keputusan wasit dengan melihat rekaman pertandingan. Pengadil bukan lagi hanya manusia, tapi juga teknologi.

Kembali ke kasus olahraga di Indonesia, kita tentu bisa memilai jika apa yang terjadi dengan timnas Indonesia pada Piala AFF saat ini adalah tragedi memalukan yang didalangi pemain Indonesia sendiri. Betapa tidak? Sudah jelas-jelas melakukan kesalahan, bukannya segera mempersiapkan diri untuk menerima tendangan bebas dari lawan, pemain Indonesia malah sibuk mengerubungi wasit.

Dalam setiap pertandingan sepakbola di tanah air, tak jarang bahkan mereka tanpa segan-segan mendorong-dorong tubuh wasit. Bahkan ada yang memukulnya! Ini tentu memalukan sekali! Artinya, sebagai atlet, mereka tidak paham apa yang menjadi semangat olahraga dan setinggi apa posisi wasit itu.

Apa yang membedakan atlet profesional dengan pemain bola liga kampung? Yang pertama, mereka tahu kalau mereka adalah seorang professional yang tentu menjunjung tinggi peraturan. Mereka bermain dengan lawan yang sebanding dan mematuhi segala peraturan dan keputusan wasit.

Sementara yang kedua, mereka asal main saja. Tak ada aturan ketat soal umur, fisik dan sebagainya. Tapi di luar stereotip ini, tentu ada beberapa liga kampung yang bermain secara profesional.

Melihat cara bertingkah (behave), bukan bermain, pemain Indonesia, kita harus katakan bahwa mereka belum bisa disebut profesional. Sikap mereka yang tak punya penghormatan pada peraturan harus menjadi perhatian serius jika olahraga Indonesia ingin terus berkembang.

Bendera fairplay yang dibawa masuk setiap sebelum pertandingan dimulai jangan dianggap kain hiasan saja. Sebab sebenarnya, itulah pokok inti setiap pertandingan.

Tulisan ini juga telah diposting di Indonesia Sport Network

FYI: Indonesia Sport Network atau ISN dibentuk oleh beberapa anak muda dari latar berbeda yang peduli pada olahraga di negeri ini dan meyakini bahwa Indonesia bisa punya system kompetisi, karir dan rekor olahraga yang lebih baik. Melalui riset-riset dan rekomendasinya, ISN ingin menciptakan industry olahraga dalam negeri yang menjadi pilar ekonomi bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun